Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bertemu Trump Abbas Puas

05/5/2017 08:30
Bertemu Trump Abbas Puas
(AP/EVAN VUCCI)

PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas menilai pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membawa harapan meski keduanya tidak membicarakan hal-hal secara spesifik, misalnya tentang bagaimana memulai kembali perundingan Israel-Palestina yang terhenti di masa lalu.

Abbas mengatakan, pihaknya meyakini administrasi Trump dapat memainkan peran penting sebagai mediator dalam perundingan tersebut.
“Yang dibutuhkan ialah membawa kedua belah pihak untuk kembali duduk bersama, mendekatkan mereka, dan kemudian memfasilitasi hal-hal di antara mereka,” katanya, Rabu (3/5) malam waktu setempat, seusai pertemuan di Gedung Putih.

Dalam pertemuannya dengan Trump, Abbas kembali mengulangi permintaannya bahwa orang-orang Palestina ingin mendirikan sebuah negara di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur, yang secara de facto dikuasai Israel.

Namun, hal tersebut tidak dapat diwujudkan terutama karena makin meluasnya ketegangan antara Israel dan Palestina sejak ‘Negeri Zionis’ itu berada di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu pada 2009. Netanyahu menolak hasil perundingan perbatasan pada 1967 dan mengesampingkan sebuah partisi Jerusalem tempat orang-orang Palestina berharap mendirikan sebuah ibu kota. Pemerintah Netanyahu, seperti sebelumnya, jusru memperluas permukiman Israel di tepi barat, yang oleh AS juga sudah dilarang.

Namun, gambaran positif yang disebut Abbas dalam pertemuan dengan Trump tidak cukup membuat pamor Abbas naik di Palestina.

Banyak warga Palestina mengaku kecewa dengan strategi Abbas, setelah dua dekade perundingan yang dipimpin AS berakhir dengan kegagalan.

Di Palestina, saat pertemuan Abbas-Trump digelar, ribuan orang menggelar demonstrasi sebagai bentuk solidaritas bagi para tahanan dan menyerukan sebuah kampanye baru pembangkangan sipil terhadap pemerintahan Israel. (AFP/Ths/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik