Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

ASEAN Enggan Kritik Tiongkok

Indah Hoesin
27/4/2017 07:20
ASEAN Enggan Kritik Tiongkok
(Ilustrasi)

PARA pemimpin Asia Tenggara akan menyampaikan keprihatinan mereka atas eskalasi aktivitas di Laut China Selatan (LCS) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Manila, Filipina, akhir pekan ini.

Namun, menurut draf yang diperoleh AFP, pernyataan 10 kepala negara di KTT ke-30 ASEAN tersebut hanya akan mencakup pembangunan pulau buatan di LCS, tapi tidak mengkritik Beijing secara langsung.

"Kami berbagi keprihatinan serius yang diungkapkan beberapa pemimpin mengenai perkembangan kegiatan baru-baru ini di wilayah yang ke depannya dapat meningkatkan ketegangan dan mengikis kepercayaan di kawasan," tulis pernyataan yang rencananya dirilis pada Sabtu (29/4) setelah pertemuan dua hari pemimpin negara dalam KTT ASEAN.

Tidak ada penyebutan Tiongkok secara langsung dalam pernyataan tersebut ataupun penyebutan keputusan pengadilan internasional tahun lalu yang menolak semua klaim Beijing di LCS.

Ini mencerminkan upaya Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk meredakan ketegangan dengan Tiongkok atas perang klaim di perairan LCS.

Sementara itu, Tiongkok telah membangun pulau buatan yang mampu berfungsi sebagai pangkalan militer.

Empat anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam bersama Tiongkok dan Taiwan telah terlibat perang klaim di LCS yang menurut ahli keamanan berpotensi menimbulkan konflik.

Sebelumnya, pengadilan PBB pada Juli tahun lalu telah memenangkan Filipina dan memutuskan bahwa klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum dan pembangunan yang dilakukan 'Negeri Tirai Bambu' itu di LCS ilegal.

Kasus itu diajukan Presiden Filipina kala itu, Benigno Aquino, yang menantang Beijing melalui jalur hukum dan diplomatik termasuk melalui ASEAN.

Masalah ini sempat menyebabkan penurunan tajam hubungan bilateral kedua negara.

Sebaliknya, Duterte yang menjadi presiden sesaat sebelum putusan tersebut keluar telah memilih untuk menjalin hubungan persahabatan yang lebih erat dengan Tiongkok dan menyebut tidak akan menggunakan putusan tersebut untuk menekan Beijing.

Dukungan untuk Duterte

Selain terkait dengan konflik LCS, KTT ke-30 ASEAN yang digelar di Manila itu juga akan digunakan Duterte untuk menggalang dukungan atas perang narkoba yang dikobarkannya sejak menjabat sebagai presiden pada Juli tahun lalu.

Kebijakan kerasnya melawan narkoba yang menyebabkan ribuan nyawa melayang dan memicu peringatan keras dari kelompok hak asasi manusia telah menjadi tema dalam 10 bulan pertama Duterte menjabat.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Duta Besar Filipina untuk PBB Laura Baja mengatakan bahwa para pemimpin ASEAN akan mendukung perang narkoba Duterte selama di Manila atau setidaknya tetap memperhatikan masalah mereka.

"Saya mengharapkan mereka untuk mendukung upaya Filipina untuk mengekang ancaman narkoba. Tanpa berbicara tentang bagaimana kita mencapainya," ujar Baja.

Baja juga mengatakan, bahkan jika para pemimpin negara Asia Tenggara tidak menyetujui taktik Duterte, mereka akan mematuhi prinsip ASEAN untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya