Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Demo Besar Guncang Venezuela

Indah Hoesin
20/4/2017 08:10
Demo Besar Guncang Venezuela
(AFP/FERNANDO LLANO)

DUA demonstrasi besar untuk melawan dan mendukung Presiden Nicolas Maduro digelar di Kota Caracas, Rabu (19/4).

Protes terjadi setelah Maduro mengetatkan kekuasaannya yang telah memicu gelombang kerusuhan mematikan dan meningkatkan krisis politik dan ekonomi negeri itu.

Rival Maduro, kelompok oposisi, bersumpah untuk menggelar 'ibu dari semua protes' yang menyerukan penggulingannya setelah dua minggu demonstrasi penuh kekerasan menewaskan lima orang dan melukai puluhan lainnya.

Demonstrasi ini akan menjadi protes terbesar sejak sekutu Maduro mencoba menyingkirkan kekuasaan legislatif yang dikuasai oposisi dan melarang pemimpin oposisi, Henrique Capriles, dari politik.

Sebelumnya jalanan Caracas telah dipenuhi demonstran bertopeng yang melemparkan batu dan bom molotov ke arah polisi yang dibalas dengan tembakan gas air mata, peluru karet, dan meriam air.

Sekarang oposisi berharap dapat membanjiri jalan-jalan dengan pengunjuk rasa yang lebih banyak, tetapi mendesak untuk tetap damai.

Mereka berencana untuk berjalan bersama dari 26 titik menuju pusat Caracas, yang menjadi benteng pro-Maduro dan pemerintahan.

Pihak berwenang mengatakan tidak akan membiarkan para pengunjuk rasa ke daerah tersebut yang juga menjadi tempat demo pendukung Maduro digelar.

Pada Selasa (18/4) oposisi sayap kanan kembali mengulang seruan mereka kepada militer yang menjadi pilar kekuasaan Maduro untuk meninggalkan sang presiden.

"Ini merupakan saatnya bagi angkatan bersenjata untuk menunjukkan bahwa mereka bersama konstitusi dan rakyat," ujar Julio Borges, ketua oposisi di parlemen.

Namun, Menteri Pertahanan, Jenderal Vladimir Padrino Lopez, berjanji militer akan 'loyal tanpa syarat', sementara Maduro mengecam Borges karena mendesak 'kudeta' terhadap dirinya.

Demonstrasi balasan

Di tengah kekhawatiran meningkatnya kekerasan, Maduro pun mendesak pendukungnya bersama militer dan milisi sipil untuk mempertahankan 'revolusi' sayap kiri yang diluncurkan pendahulunya, Hugo Chavez, pada 1999.

Pendukung Maduro bahkan bersumpah untuk tidak akan kalah dengan oposisi.

"Seluruh Caracas akan dipenuhi oleh pasukan revolusioner," ujar anggota parlemen, Diosdado Cabello, salah satu sekutu Maduro yang paling kuat.

Maduro juga mengumpulkan pasukannya minggu ini, bersumpah akan mengirim tentara ke jalanan, dan meminta milisi propemerintah diperbanyak hingga setengah juta anggota dan masing-masing dibekali senapan.

"Kita berada di saat yang penting bagi nasib bangsa kita," ujar Maduro.

Pada Selasa (18/4) Maduro juga telah mengaktifkan 'Rencana Zamora', operasi yang melibatkan militer, polisi, dan sipil untuk memerangi upaya kudeta yang diatur oleh oposisi dan Amerika Serikat (AS).

"Rencana Zamora ialah rencana strategis dan operasional yang mengaktifkan pertahanan bangsa dalam kasus ancaman terhadap tatanan internal," ujar purnawirawan Mayor Jenderal Cliver Alcala.

"Namun, penerapannya, menurut saya, mengintimidasi, mereka ingin menghalangi protes," tambahnya.

Maduro semakin tertekan setelah krisis keuangan semakin memburuk karena turunnya harga ekspor minyak Venezuela yang berujung menciptakan kekurangan makanan dan obat-obatan. (AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya