SUASANA haru muncul sesaat sebelum Eka, orang utan yang tergolong subspesies Pongo pygmaeus wurmbii akan dilepasliarkan di daerah penyangga Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Seekor orangutan betina tiba-tiba menghampiri Eka dan langsung menyusupkan tangannya ke sela-sela kandang.
Pejantan berusia 13 tahun itu pun menyambut uluran tangan sang betina.
Melihat hal itu, Pimpinan Orangutan Foundation International (OFI) Birute Mary Galdikas mengatakan kejadian itu sebagai penanda Eka diterima sebagai bagian populasi di habitat tersebut.
Namun sayang, ketika pintu kandang dibuka oleh tim ahli dari OFI, orang utan betina kenalan Eka pertama kali tadi sudah tidak lagi tampak.
"Dia (Eka) marah karena kita juga terlalu dekat. Sebenarnya dia sudah beri tanda dua kali kalau tidak nyaman, stay away!" ucap Birute mencoba menafsirkan polah hewan dengan berat 46 kg itu.
Seekor pejantan lain, Tyson, 15, tampak bersahabat selama proses pelepasliaran di hari yang sama, Sabtu (19/12).
Riwayat Tyson merupakan hasil tangkapan warga dari hutan yang diberikan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW II Pangkalan Bun.
Dengan lincahnya dia langsung bergelantungan di dahan.
Tyson pun duduk bersama dengan orang utan lainnya yang semenjak tadi mengikutinya sepanjang jalan. Mereka terlihat akrab sembari menyantap buah durian dan rambutan yang tersedia.
"Orang utan memang harus hidup bersama di hutan rimba agar mendapat banyak makanan. Kami harap semua orangutan bisa survive selama-lamanya," tukas Birute.
Untuk memantau pergerakan Eka dan Tyson pasca dilepasliarkan, sambung Direktur Lapangan OFI Fajar Dewanto, di bagian punggung tepat di bawah kulitnya dipasang alat deteksi telemetri yang nihil efek samping.
Kegunaannya untuk mengetahui posisi si orang utan dan memeroleh informasi kehidupannya.
Telemetri hanya dipakaikan untuk pejantan besar karena kebiasaannya yang sering bepergian jauh.
Kehadiran Tyson dan Eka kian menambah jumlah populasi orang utan di kawasan TNTP yang luasnya 100 ribu hektare lebih itu.
Di kawasan hutan yang tidak jauh dari lokasi Camp Seluang Mas, Kabupaten Seruyan, OFI bersama PT Smart, Tbk telah melepasliarkan 50 orang utan sejak 2011. Ditargetkan, pada 2017 total ada 100 orang utan yang dikembalikan ke habitatnya.
"Kami berharap orang utan di sini bisa tinggal dengan tenang dan gembira. Bertemu betina-betina, berkembang biak, punya anak sehingga keberadaannya lestari," ungkap Dirut PT Smart, Tbk Daud Dharsono.
Dijelaskan, program kemitraan itu sekaligus mempertegas komitmen perusahaan dalam melaksanakan kebijakan secara konsisten turut bertanggung jawab melestarikan satwa langka.
Apalagi, ekosistem orang utan saat ini terancam punah sehingga aktivitas melindungi orang utan beserta habitatnya sudah semakin mendesak untuk dilakukan, termasuk dukungan dari pelaku usaha.