Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kalkulasi Dana Obat ARV Salah

MI
06/3/2017 08:11
Kalkulasi Dana Obat ARV Salah
(Penderita HIV/AIDS menunjukan obat Antiretroviral (ARV) yang biasa diminum untuk terapi pengobatan---ANTARA/Lucky R)

INDONESIA AIDS Coalition (IAC) mengkritisi mahalnya harga obat antiretroviral (ARV) yang beredar di Indonesia. Menurut IAC, obat yang digunakan untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dijual 3,5 kali lebih mahal ketimbang harga obat ARV di pasaran global.

"Jika kita bandingkan, harga obat ARV yang dibeli pemerintah Indonesia itu seharga Rp9,7 juta per pasien per tahun, sedangkan di pasaran global saat ini harga obat ARV hanya berkisar Rp2,7 juta per pasien per tahun. Artinya, harga obat ARV di Indonesia itu 3,5 kali lebih tinggi/lebih mahal dari harga pasaran global obat ARV. Padahal, obat yang dibeli ini sama-sama obat generik yang berasal dari India," kata Direktur Eksekutif LSM IAC Aditya Wardhana melalui siaran pers yang diterima Media Indonesia, kemarin (Minggu, 5/3).

Padahal, obat ARV telah berkontribusi besar dalam upaya program penanggulangan AIDS di Indonesia. Obat ARV digunakan untuk menekan replikasi HIV di dalam tubuh sehingga tidak merusak daya tahan tubuh pengidapnya.

Hadirnya terapi dengan menggunakan obat ARV telah membuat angka kesakitan dan kematian akibat AIDS semakin menurun dari tahun ke tahun.

Selain itu, efektivitas terapi dengan obat ARV juga secara signifikan membawa implikasi positif bagi masyarakat luas. ODHA dengan tingkat virus yang rendah/tidak terdeteksi tidak akan menularkan virus itu kepada orang lain.

Saat ini, terdapat 73 ribu pasien dengan HIV yang mendapatkan akses terapi obat ARV yang disubsidi penuh oleh pemerintah. Angka itu masih kecil (12%) dari total ODHA yang sebenarnya membutuhkan terapi obat ARV.

Sekjen Kementerian Kesehatan Untung Suseno menyatakan terjadi kesalahan kalkulasi terhadap penganggaran obat ARV. Menurutnya, anggaran Rp1,2 triliun untuk 123 ribu ODHA tidak bisa disamaratakan per kepala. Beberapa orang memiliki dosis yang berbeda.

"AIDS ini ada dosisnya juga, masalahnya ada beberapa dokter yang langsung berikan dosis tinggi. Mau kami kan mulai dulu dari yang rendah. Kalau tidak mempan baru dosisnya dinaikkan," ucap Untung saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Pada 2017 ini, pemerintah menargetkan dan mengalokasikan dana dari APBN sebesar Rp1,2 triliun guna memberikan akses pengobatan bagi 123 ribu ODHA yang membutuhkan. (Ric/RO/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya