Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Karies Ganggu Tumbuh Kembang Anak

Indriyani Astuti [email protected]
01/3/2017 05:00
Karies Ganggu Tumbuh Kembang Anak
(thinkstock)

SEKITAR 90% balita di Indonesia mengalami karies atau biasa dikenal gigi berlubang. Salah satu penyebabnya ialah orangtua belum menganggap penting kesehatan gigi anak. Banyak orangtua menganggap karies pada gigi sulung (gigi susu) tidak perlu ditangani karena gigi sulung akan berganti dengan gigi permanen. Padahal, karies yang tidak ditangani dengan baik akan mengganggu kesehatan gigi serta mengakibatkan kerusakan gigi yang lebih parah. Dokter gigi dari Klinik Bamed Dental Care, drg Felicia Melati SpKGA, mengatakan karies terjadi karena hilangnya mineral-mineral pada gigi akibat asam yang dihasilkan bakteri dari sisa makanan. Karies awalnya muncul pada bagian email atau lapisan keras dan terluar dari gigi.

"Ketika karies baru mengenai email anak-anak dan orangtua belum menyadari, biasanya belum ada rasa sakit. Tapi secara klinis sudah dapat diperiksa," ujarnya dalam seminar bertajuk Kesehatan Gigi Anak dalam Penanganan Multidisiplin Spesialis yang diselenggarakan Bamed Dental Care dan Bamed Health Care di Jakarta, selasa (28/2). Menurutnya, karies kecil yang tidak dirawat akan meluas dan kerusakannya secara bertahap bisa mencapai kamar pulpa atau ruangan dalam gigi yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan pembengkakan pada gusi.

"Ketika sudah kena pulpa atau terinfeksi, akan muncul sakit spontan. Gigi tiba-tiba sakit. Biasanya orang baru datang ke dokter gigi ketika sudah telat," imbuh dia. Ia menjelaskan tahapan awal karies biasanya pada gigi terlihat ada plak putih seperti kapur. Pada tahap ini, gigi anak masih bisa dirawat. Namun, jika itu dibiarkan, akan terjadi perubahan warna menjadi kecokelatan, bahkan bila dibiarkan berlarut-larut warna karies menghitam. Itu menandakan adanya kematian jaringan. "Jika dibiarkan, giginya bisa habis karena karies," ucap Felicia.

Untuk karies yang telah meluas hingga ke pulpa, tuturnya, perawatannya tidak dapat dilakukan dengan cara langsung ditambal, tetapi perlu perawatan saraf terlebih dahulu. Setelah itu, barulah gigi ditambal untuk mengembalikan bentuk anatomis gigi yang berperan penting pada proses mengunyah. "Biasanya diperlukan teknik restorasi khusus pada gigi yang berlubang besar karena jaringan gigi yang hilang sudah banyak dan meluas," kata dia. Felicia mengungkapkan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, selain ditemukan prevalensi karies pada balita di Indonesia yang mencapai sekitar 90%, prevalensi terjadinya karies pada penduduk Indonesia secara umum juga menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan 2007. Pada 10 tahun lalu prevalensi karies pada penduduk Indonesia tercatat 43,4%, sedangkan pada 2013 menjadi 53,2%.

Pemeriksaan rutin
Oleh karena itu ia mengingatkan kepada para orangtua pentingnya mengajak anak untuk merawat kesehatan gigi, termasuk rutin memeriksakan ke dokter, sehingga anak bebas karies. Langkah preventif yang bisa dilakukan antara lain dengan melindungi serta menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang paling sederhana, yakni rutin menyikat gigi pada pagi hari dan menjelang tidur. "Tindakan pencegahan yang biasa dilakukan oleh dokter gigi ialah aplikasi flour. Tupikal flour dapat berupa gel, foam, atau vanish. Flour berfungsi menjadikan gigi lebih tahan terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri sehingga tidak mudah berlubang. Aplikasi flour biasa dilakukan setiap enam bulan sekali," terangnya.

Selain itu, dapat juga dilakukan sealant pada pit atau fissure gigi (ceruk) yang dalam sehingga gigi lebih mudah dibersihkan. Sealant umumnya dilakukan pada gigi permanen yang baru muncul untuk mencegah terjadinya karies. Untuk perawatan gigi pada bayi, kata Felicia, para orangtua dapat membersihkan sisa-sisa susu atau makanan pendamping air susu ibu (ASI) pada gigi balita dengan menggunakan finger brush atau dental wipes. Ketika, gigi mereka mulai banyak, perawatan bila mulai menggunakan sikat gigi bayi.

Ganggu pengunyahan
Bila penanganan terhadap kerusakan gigi terlambat, berbagai macam masalah bisa muncul. Di antaranya, infeksi yang mengakibatkan pembengkakan di jaringan sekitar gigi atau bisa juga terjadi premature loss karena karies pada gigi sulung tidak tertangani. Koordinator Bamed Dental Care drg Ahmed Setia Bakti SpBM menjelaskan premature loss adalah kondisi gigi sulung tanggal sebelum waktunya. Premature loss dapat menyebabkan maloklusi pada gigi geligi. "Maloklusi adalah keadaan menyimpang pada onklusi normal, meliputi ketidakteraturan gigi geligi dan malaposisi. Malaposisi berpengaruh terhadap fungsi pengunyahan makanan sehingga nutrisi berkurang dan mengganggu proses tumbuh kembang anak," ujarnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik