Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta, Sulton Fatoni belum dapat memastikan perihal undangan dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang ditujukan kepada organisasi masyarakat (ormas) islam PBNU. Pasalnya hingga kini belum ada informasi lebih lanjut berkaitan dengan hal tersebut.
Namun demikian, apabila ada kesempatan nantinya bertemu langsung dengan Raja Salman, menurut Sulton, pihaknya akan berbicara tentang Islam di Indonesia yang ramah, toleran, dan moderat. Hal itu sesuai dengan apa yang telah menjadi perhatian PBNU sejak awal berdiri.
"Tentu apa yang akan kami sampaikan nggak jauh-jauh konsen NU selama ini. Bahwasanya, Islam di Indonesia sangat menghargai keberagaman dan perbedaan," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (28/2).
Ia berkeyakinan, hal-hal yang terkait langsung dengan keislaman akan lebih tepat jika disampaikan oleh PBNU maupun ormas Islam yang lain dan bukan pemerintah. Di luar itu, hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah (government to government).
Sejauh ini ada hubungan antar civil society yang juga telah lama dibangun dengan masyarakat Arab Saudi. Pengurus Cabang Istimewa NU yang ada di Mekah dan Madinah, misalnya, mendirikan sebuah lembaga yang rutin mengadakan pengkajian bersama masyarakat, tidak hanya dari Indonesia melainkan juga diikuti oleh masyarakat setempat.
"Ini juga yang mungkin akan kami bicarakan dengan Raja Salman. Sehingga ke depan, kerja sama ulama ahlus sunnah wal jamaah yang ada di sana bisa terus menjalin kerja sama civil society," pungkasnya.OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved