Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pengobatan Alternatif Perparah Kanker

19/11/2015 00:00
 Pengobatan Alternatif Perparah Kanker
(MI/PANCA SYURKANI)
YAYASAN Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyesalkan masih banyak pasien kanker payudara yang lebih percaya pada pengobatan alternatif. Imbasnya, penyakit mereka bertambah parah lantaran terlambat mendapat pertolongan medis yang tepat. "Karena memilih berobat ke alternatif yang sebetulnya tidak jelas evidence base-nya, pasien mengalami delay atas pengobatan medis," sesal Wakil Ketua IV YKPI yang juga pakar kanker, Walta Gautama, di Jakarta, kemarin.

Penundaan pengobatan medis membuat kesehatan pasien semakin parah. Padahal, ketika masih di stadium awal, kanker lebih mudah diobati. Lantaran telat diobati, kanker menjelma jadi stadium lanjut (III-IV atau akhir) yang sudah sulit diobati.

"Berdasar pengalaman RS Kanker Dharmais, pasien yang berobat ke alternatif memiliki peluang hidup 3-4 kali lebih rendah daripada pasien yang diobati medis," sebut Walta yang berpraktik di RS Kanker Dharmais.

Pasien kanker di Indonesia juga lebih percaya pada obat herbal yang dijual bebas di pasaran. Itu membuat pasien telat menerima pengobatan medis. Ketika mereka berobat ke dokter, sambung Walta, sel kanker sudah telanjur menyebar dan menimbulkan luka yang sulit diobati.

Ia mengingatkan pengobatan kanker payudara hanya bisa dilakukan dengan pengangkatan sel kanker, pemberian radiasi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Semakin dini pengobatan dilakukan, niscaya tingkat keberhasilan untuk sembuh semakin besar.

Direktur Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lily Sulistyowati mengimbau agar masyarakat tidak percaya dengan pengobatan alternatif yang tidak memiliki izin yang jelas dari otoritas setempat.

Lily mengakui Kemenkes sulit menertibkan para pelaku pengobatan alternatif itu. Pasalnya, selain izinnya diberikan oleh dinas setempat, pengobatan itu belum masuk ranah yang bisa diatur Kemenkes.

Ketua YKPI Linda Amalia Sari Gumelar memahami ketakutan penderita kanker payudara untuk berobat medis. Musababnya, banyak mitos menyesatkan yang timbul di masyarakat terkait dengan pengobatan secara medis. Misalnya, nanti payudaranya akan dihabisi lewat operasi, efek samping yang berat, dan sebagainya.

Menurut dia, tidak semua mitos itu benar. Asalkan pengobatan segera dilakukan, niscaya kesembuhan akan terjadi. "Kesadaran deteksi dini kanker payudara di masyarakat harus diperkuat," ujarnya. (Tlc/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya