Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pendidikan Vokasi Harus Ikuti Zaman

MI
03/2/2017 11:09
Pendidikan Vokasi Harus Ikuti Zaman
(AP)

PRESIDEN Joko Widodo meminta pendidikan vokasi atau kejuruan yang belum sesuai dengan visi dan misi kejuruan sesungguhnya berubah lebih dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Menurutnya, selama puluhan tahun bidang-bidang yang menjadi pilihan dalam pendidikan vokasi stagnan atau tidak berkembang. "Untuk SMK, saya lihat jurusannya sejak saya kecil sampai sekarang itu-itu saja. Padahal dunia sudah berubah cepat sekali. Kalau tidak jurusan bangunan, mesin, atau listrik," kata Presiden pada Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2017 di Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, ia meminta SMK membuka jurusan yang lebih spesifik, seperti jurusan animasi, jaringan teknologi informasi (TI), atau jurusan yang mengajarkan bagaimana membuat aplikasi yang dapat diterima dunia usaha. "Kenapa tidak ada jurusan logistik, retail, jurusan online store," ujarnya.

Ia juga mengatakan masih banyak yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan Indonesia. Termasuk pendidikan vokasi yang berperan penting membentuk sumber daya manusia terampil.

Presiden juga kembali mengemukakan soal sejumlah peralatan untuk melatih peserta didik di SMK yang dinilai sudah ketinggalan zaman. Banyak di antaranya yang sudah berumur 20 hingga 30 tahun. Selain itu, komposisi guru SMK masih ada yang seperti di SMA.

"Hampir 70% atau 80% guru normatif. Padahal, mestinya di situ (SMK) 70% sampai 80% ialah guru-guru pelatih yang bisa melatih hal-hal yang berkaitan dengan garmen, assembling, otomotif, atau yang bisa menjalankan mesin-mesin," ujarnya.

Kemajuan dunia pendidikan vokasi, kata Presiden, merupakan pekerjaan bersama yang harus segera diselesaikan bila Indonesia tidak ingin tertinggal lebih jauh lagi. Ia menyebutkan Indonesia butuh visi untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam 50 hingga 100 tahun ke depan.

Sebelumnya, Dirjen Kelembagaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) Patdono Suwignjo mengakui bahwa pendidikan vokasi di Indonesia masih lemah. (Bay/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya