Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DARI sekian banyak kanker, kanker mulut rahim (serviks) merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang mengetahui hal itu.
Padahal, angka kejadian baru kanker serviks di Indonesia mencapai 21 ribu per tahunnya dan 10 ribu di antaranya berujung pada kematian. Itu berarti, setiap 1 jam terjadi satu kematian akibat penyakit tersebut.
"Masalahnya (masyarakat) masih belum aware. Kalaupun tahu, masih malu untuk melakukan pap smear," kata pakar onkologi Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat Anthony Atmadja saat ditemui Media Indonesia, Sabtu (21/1).
Menurutnya, kanker serviks merupakan penyakit yang hanya menyerang perempuan yang sudah berhubungan intim. Dengan kata lain, semua perempuan yang sudah melakukan hubungan intim berisiko terkena kanker serviks.
Penyebab utama kanker yang hanya menyerang perempuan itu ialah human papillomavirus (HPV) yang tinggal di mulut rahim dan 90% diakibatkan hubungan intim dengan lawan jenis. "Sekitar 80% perempuan akan kena. Tapi tidak semua akan menjadi kanker. Dia (HPV) akan menetap dan menjadi kanker jika tidak bisa dilawan oleh badan. Dengan kata lain, mengubah sel normal menjadi kanker," ujarnya.
Berdasarkan penelitian, proses perubahan dari sel normal menjadi kanker akan memakan waktu tahunan dalam tiga tahap stadium prakanker, celluler intraepithelial neoplasia (CIN). CIN 1 dan 2 akan berkembang masing-masing dalam waktu bulanan, sedangkan untuk menuju CIN 3 memakan waktu tahunan.
Infeksi awal HPV dan CIN sama sekali tidak menimbulkan gejala. "Itulah sebabnya banyak yang datang ke dokter ketika sudah masuk stadium 2 (kanker), yakni keputihan bau, berdarah saat hubungan intim, dan haid yang seperti berbulan-bulan," tambahnya.
Pencegahan dini
Ia mengungkapkan pencegahan dini menjadi kunci untuk terhindar dari kanker serviks. Uniknya, ada vaksin untuk mencegah kanker tersebut. Namun, dari 40 jenis virus yang menyebabkan kanker serviks, baru 2 jenis yang dijadikan vaksin. "Tapi itu sudah 90% ampuh. Untuk menjadikannya 100%, kita perlu pap smear," terangnya.
Vaksin tersebut disuntikkan sebanyak dua kali pada usia antara 9 dan 14 tahun dengan jarak waktu sekitar 3 hingga 5 bulan antarsuntikan. Sementara itu, pada usia 14 hingga 25 tahun, perlu tiga kali suntikan vaksin. "Kalau di negara maju, dianjurkannya sampai umur 25 tahun. Tapi di Indonesia harus sampai usia 55 tahun karena angka penderita masih sangat tinggi," ucapnya. (Ric/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved