Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

RI-Jepang Kerja Sama Olah Sampah jadi Energi

Micom
17/1/2017 21:22
RI-Jepang Kerja Sama Olah Sampah jadi Energi
(ANTARA FOTO/HO/Junaidi)

KESERIUSAN pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah sampah terus diupayakan. Salah satunya melalui kerjas ama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian Lingkungan Jepang (Ministry of Environment Japan/MoEJ) terkait pengelolaan sampah menjadi sumber energi terbarukan.

Kerjasama pemanfaatan teknologi lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menjadi agenda utama pertemuan Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Lingkungan Jepang Mr.Tadahiko ITO, Selasa (17/1). PLTSa telah dikenal sebagai teknologi unggul dari Jepang dalam pengolahan limbah sampah menjadi energi. Selama ini implementasi pemanfaatan energi dari sampah di Indonesia masih menemui kendala, yaitu belum adanya teknologi yang signifikan terkait pemanfaatan energi dari sampah.

Kondisi limbah di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, sebanyak lebih dari 64 juta ton sampah dihasilkan per tahunnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu cara untuk mengurangi sampah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat luas, yaitu sebagai sumber energi.

Menteri Siti menyampaikan, “Kerjasama PLTSa ini selain sebagai salah satu solusi dalam mengatasi limbah sampah, juga diharapkan dapat sebagai alat edukasi bagi masyarakat dalam penanganan sampah dan pemanfaatan sampah. Edukasi publik yang dimaksud yaitu bagaimana cara mengurangi, memilah, dan mengolah sampah”.

Dalam kerjasama PLTSa, akan dirumuskan pedoman teknis, model bisnis, model investasi, kerangka regulasi, dan materi edukasi publik. Kerjasama ini juga sangat penting untuk didukung semua stakeholder seperti Pemda, swasta, dan masyarakat.

Pertemuan ini dihadiri oleh Masahiro Takahata (Kedutaan Besar Jepang di Indonesia), Genohiro Tsukada (JICA), Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), dan Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri. Dalam pertemuan juga diusulkan kerjasama terkait pengelolaan sampah di wilayah pantai dan laut, karena Indonesia termasuk negara penghasil sampah pantai terbesar. Pengelolaan sampah laut saat ini telah diaplikasikan di beberapa wilayah secara sporadis, antara lain di Kepulauan Seribu, Sulawesi Utara, dan DI Yogyakarta.

Antusiasme MoEJ dalam menyambut kerjasama ini sangat baik, Tadahiko ITO (MoEJ) menyampaikan akan memberikan dukungan penuh terkait penyusunan pedoman PLTSa, pembuatan model PLTSa, peningkatan kapasitas, dan bantuan tim supervisi yang melibatkan tenaga dari Jepang. Sebagaimana kota Surabaya yang telah menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah, maka target selanjutnya dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat dijalankan untuk kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Tangerang, Makassar, dan Manado.

Dalam waktu dekat Indonesia akan merayakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari 2017, dan dalam waktu bersamaan pula, Indonesia ditunjuk sebagai lokasi Global Cleansing Champion Country oleh UNEP. Berbagai kegiatan di Februari yang akan dilaksanakan terkait HPSN, yaitu kampanye, workshop, dan aksi peduli sampah. RO/OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya