Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pengisian Data Siswa Dijamin Lancar

Puput Mutiara
16/1/2017 09:25
Pengisian Data Siswa Dijamin Lancar
(Antara)

PROSES penerimaan mahasiswa baru melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun ini sudah dimulai. Pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) pada Sabtu (14/1) berjalan lancar.

PDSS mencakup daftar nilai rapor siswa yang akan digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan siswa dalam SNMPTN. Seluruh sekolah menengah atas (SMA/sederajat) diberi kesempatan mengisi PDSS itu hingga 12 Februari mendatang.

Kendati belum bisa melaporkan berapa jumlah sekolah yang sudah mengisi PDSS, Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi mengatakan belum ada masalah.

"Belum ada keluhan, tahun lalu memang ada beberapa sekolah bermasalah, tapi itu karena salah isi data. Insya Allah tahun ini tidak," ujarnya, Sabtu (14/1).

Untuk masalah jaringan internet yang diperlukan untuk pengisian PDSS itu, menurut Didik, dipastikan tidak ada kendala. Menurutnya, 90% SMA/sederajat sudah memiliki akses internet. Bahkan di sekolah menengah kejuruan (SMK), akses internet sudah hampir 100%.

Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengungkapkan ada beberapa daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) yang masih kesulitan soal jaringan internet. Seperti, Maluku dan Papua.

Menurutnya, daerah 3T harus diberi perhatian khusus agar SNMPTN bisa menjaring anak bangsa hingga pelosok. Ia pun menginstruksikan PTN di daerah setempat memfasilitasi sekolah dan siswa dalam SNMPTN.

Perubahan kuota
Terdapat perubahan kuota dalam tiga jalur penerimaan mahasiswa baru. Tahun lalu, kuota mahasiswa baru dari SNMPTN (jalur prestasi) minimal 40%, dari jalur seleksi bersama masuk PTN (SBMPTN/jalur ujian tulis) minimal 30%, sedangkan ujian mandiri (UM/ujian yang diadakan sendiri oleh tiap PTN) maksimal 30%.

Tahun ini, kuota di jalur SNMPTN minimal 30%, SBMPTN minimal 30%, dan UM maksimal 30%. Sejumlah 10% kuota diserahkan pada kebijakan tiap PTN untuk dialokasikan di jalur SNMPTN atau SBMPTN.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia Herry Suhardiyanto menjelaskan penurunan kuota jalur SNMPTN dari tahun lalu itu didasarkan pada analisis ilmiah yang memadai. Salah satu alasannya, nilai rapor siswa yang dijadikan salah satu pertimbangan penerimaan dari jalur SNMPTN ternyata tidak relevan dengan prestasi siswa setelah duduk di bangku kuliah.

Berdasarkan kajian, indeks prestasi kumulatif (IPK) para mahasiswa dari jalur SNMPTN rata-rata lebih rendah daripada IPK mahasiswa yang berasal dari jalur SBMPTN.

Terkait dengan hal tersebut, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud, Nizam, menyarankan agar dilakukan kajian lebih mendalam lagi. Selain itu, ia menekankan pentingnya matrikulasi bagi mahasiswa baru dari jalur SNMPTN yang berasal dari sekolah di wilayah 3T.

"Jika tidak ada matrikulasi kemudian dibandingkan (prestasinya), tentu mereka tertinggal ketimbang mahasiswa yang berasal dari sekolah bagus," ungkapnya. (Ind/Bay/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya