Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Penulis Buku Membongkar Gurita Cikeas Meninggal Dunia

Antara
10/12/2016 12:36
Penulis Buku Membongkar Gurita Cikeas Meninggal Dunia
(MI/Susanto)

GEORGE Junus Aditjondro, aktivis dan penulis buku kontroversial ‘Membongkar Gurita Cikeas’ meninggal dunia pada usia 70 tahun di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (10/12) pagi pukul 04.45 WIB atau 05.45 Wita.

Andreas Harsono, jurnalis dan peneliti Human Right Watch (HRW) Indonesia, yang juga menjadi rekan dan mantan murid George Junus Aditjondro mendapatkan kabar duka itu pada pukul 05.00 WIB dari salah satu asisten almarhum yang berada di lokasi.

"Meninggal pagi ini waktu Palu. Dia dua hari lalu bangun pagi muntah lantas di bawa ke rumah sakit di Palu dan hari ini meninggal. George memang sudah kena stroke cukup lama, dia masuk rumah sakit di Yogyakarta dan sempat koma," kata Andreas Harsono saat dimintai konfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu pagi.

Andreas mengatakan, kepergian George yang pernah menjadi wartawan Tempo itu sangat mengejutkan karena mereka masih saling melakukan kontak pada Jumat (9/12) kemarin untuk membicarakan acara seminar yang akan dihadiri Andreas pada pertengahan bulan ini.

"Terakhir kontak kemarin, dia susah ngomong jadi bicara lewat asisten yang meminta saya datang ke Palu pada tanggal 19 Desember," katanya.

"Dia memang tidak ngomong langsung, bisa bicara tapi agak sulit, jadi bicara lewat Ferry (asistennya), intinya dia senang saya mau datang seminar. Saya juga tak menyangka dia meninggal hari ini," ujar Andreas.

Andreas mengutarakan bahwa Indonesia akan kehilangan seorang tokoh cendekiawan yang rajin menulis tentang Indonesia. Menurut Andreas, George juga sosok kritis dan berani karena mengkritik pemerintahan Soeharto dan menulis buku tentang korupsi berjudul Membongkar Gurita Cikeas.

"Dia cendekiawan dan penulis yang rajin. Dia aktivis yang mendirikan lebih dari 20 organisasi di seluruh Indonesia dari Pulau Jawa hingga Papua," ucapnya.

"Dia seorang intelektual yang istimewa, karena sedikit bahkan tidak sampai lima jari kita bisa menghitung intelektual Indonesia yang pernah menulis berbagai macam daerah di Indonesia. Kebanyakan intelektual kita menulis tentang Pulau Jawa, tidak nasional," pungkas Andreas. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik