Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Pohon Kurma Yudea Berusia 2.000 Tahun Tumbuh Kembali

Bagaskara Aprilianto Hartono Putra
08/8/2025 12:31
Pohon Kurma Yudea Berusia 2.000 Tahun Tumbuh Kembali
Peneliti berhasil menumbuhkan pohon kurma dari biji berusia 2.000 tahun. Temuan ini ungkap genetika kurma Yudea kuno dan teknik budidaya masa lalu.(Guy Eisner)

PARA peneliti telah menumbuhkan tanaman dari biji pohon kurma yang terabaikan di situs reruntuhan dan gua kuno selama 2.000 tahun.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa biji kurma memiliki daya tahan jangka panjang yang luar biasa. Biji tersebut berasal dari varietas kurma Yudea yang dulu terkenal lezat, namun telah punah selama berabad-abad. Hasil ini menjadikannya sebagai calon yang sangat cocok untuk mempelajari usia panjang biji tanaman.

Dari bibit pohon kurma itu, para peneliti mulai mengungkap rahasia teknik budi daya yang sangat maju yang menghasilkan buah kurma yang dipuji oleh Herodotus, Galen, dan Pliny the Elder.

"Penelitian terbaru mengungkapkan asal usul pohon kurma Yudea, yang menunjukkan budidayanya, yang diuntungkan populasi timur dan barat yang berbeda secara genetik, berasal dari varietas timur lokal. Varietas ini disilangkan dengan varietas barat," tulis para peneliti dalam artikel mereka.

Penemuan ini sejalan dengan lokasi geografis Yudea yang berada di antara wilayah diversifikasi kurma timur dan barat. Wilayah ini juga dikenal sebagai pusat budidaya kurma kuno dan dipengaruhi oleh jalur migrasi manusia di titik pertemuan berbagai benua.

Penemuan Biji Pohon Kurma

Para arkeolog menemukan ratusan biji pohon kurma (Phoenix dactylifera) di wilayah Israel selatan. Temuan tersebut ditemukan di benteng kuno peninggalan Raja Herodes Agung dan di sejumlah gua yang berada di kawasan antara Bukit Yudea dan Laut Mati.

Kelompok peneliti yang dipimpin Sarah Sallon dari Hadassah Medical Organization di Israel, mengelompokkan keanekaragaman ini. Mereka memilih 34 biji yang mereka anggap paling sesuai. 

Satu benih disisihkan sebagai kontrol; 33 benih lainnya direndam dengan cermat dalam air dan nutrisi untuk merangsang pertumbuhan. Setelah tahap ini, satu benih lainnya ditemukan tidak baik, dan dibuang. Sedangkan 32 benih yang tersisa ditanam.

Dari total itu, enam biji berhasil tumbuh. Benih-benih itu dinamakan Yunus, Uriel, Boas, Yudit, Hana, dan Adam. Upaya terdahulu oleh Sallon dan timnya yang diterbitkan tahun 2008 menghasilkan satu benih pohon; yang dinamai Metusalah.

Pengujian Bibit

Kini, para ilmuwan dapat melakukan berbagai pengujian dan analisis karena telah memiliki bibit di tangan. Hal ini tidak mungkin dilakukan sebelumnya jika hanya mengandalkan benih.

Pertama, mereka mengumpulkan potongan cangkang biji yang masih melekat pada akar tanaman. Fragmen ini sangat ideal untuk penanggalan radiokarbon, yang membuktikan biji itu berasal dari rentang 1.800-2.400 tahun yang lalu.

Selanjutnya, peneliti dapat melakukan analisis genetik pada tanaman tersebut, membandingkannya dengan data genetik kurma yang sudah ada. Ini menunjukkan pertukaran material genetik antara pohon kurma timur dari wilayah Timur Tengah dan pohon kurma barat dari Afrika Utara.

Ini menggambarkan teknik pertanian yang maju. Di mana pemilihan yang disengaja untuk menyisipkan karakteristik yang diinginkan ke dalam tanaman yang ditanam.

"Dijelaskan oleh penulis klasik seperti Theophrastus, Herodotus, Galen, Strabo, Pliny the Elder, dan Josephus, kebun yang berharga ini menghasilkan kurma yang memiliki berbagai kualitas seperti ukuran besar, manfaat gizi dan medis, rasa manis, serta masa simpan yang lama, sehingga memungkinkan untuk diekspor ke seluruh Kekaisaran Romawi," tulis para peneliti.

"Berbagai jenis kurma Yudea juga dicatat pada zaman dahulu, termasuk varietas 'Nicolai' yang sangat besar, berukuran hingga 11 sentimeter (4,3 inci)."

Peneliti menemukan bahwa biji kurma purba berukuran sekitar 30% lebih besar dibandingkan biji kurma modern. Temuan ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam ukuran antara keduanya. Perbandingan itu yang mungkin menunjukkan buahnya juga lebih besar.

Tentu saja, ada pertumbuhan yang tampak menakjubkan setelah berabad-abad. Seperti yang dipahami oleh siapa saja yang membeli benih untuk kebun mereka, benih akan menjadi tidak baik; semakin lama Anda menyimpan sebungkus benih, semakin sedikit yang akan tumbuh saat Anda akhirnya menanamnya.

Jika para peneliti dapat memahami cara biji kurma mampu bertahan hidup hingga kini, itu bisa memiliki dampak signifikan bagi sektor pertanian. Dengan cara ini, pemahaman kita tentang genetika dan fisiologi pohon kurma Yudea kuno yang dulunya dibudidayakan di area ini akan meningkat. (Science Alert/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya