Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perubahan Iklim Pengaruhi Kehidupan Satwa

Richaldo Y.Hariandja
25/11/2016 21:37
Perubahan Iklim Pengaruhi Kehidupan Satwa
(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

KENAIKAN suhu bumi akibat perubahan iklim tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia. Banyak hewan yang terkena dampak tersebut, salah satunya Penyu.

Berdasarkan penelitian, suhu normal penetasan telur penyu antara 30-38 derajat Celsius. Jika melebihi suhu tersebut, penyu yang akan menetas hanya yang berkelamin betina, sementara pejantan berada di bawah suhu normal tersebut.

"Itu sebabnya penyu tidak sembarang bertelur, mereka tahu mana bagian pasir pantai yang tepat untuk pertumbuhan telur mereka," ucap Koordinator Kampanye Kelautan WWF Indonesia Dwi Aryo Tjiptohandono saat ditemui Media Indonesia di Jakarta, Jumat(25/11).

Oleh karena itu, lanjut dia, perubahan iklim mengancam keberlangsungan penyu dalam beregenerasi. Padahal, ancaman hidup penyu di lautan pun tidak kalah tinggi. Banyaknya plastik di lautan dapat menyebabkan penyu tidak sengaja memakannya.

Selain itu, perubahan iklim juga mengancam keberlangsungan hidup ikan. Pasalnya, memanasnya suhu bumi dapat mengancam keberlangsungan terumbu karang. Terumbu karang yang terkena suhu panas akan memutih dan mati (coral bleeching).

"Jadi semuanya berkaitan, matinya terumbu karang akan menyebabkan rumah ikan untuk bertelur menjadi hilang, dan ikan kecil yang menjadi makanan hewan lainnya akan sulit ditemui juga," imbuh pria yang akrab disapa Aryo tersebut.

Sementara itu, Koordinator Kampanye Hutan dan Spesies Terestrial WWF Indonesia Diah R Sulistiowati dalam kesempatan yang sama menyatakan, perubahan iklim juga berpengaruh pada spesies terancam punah di hutan. Pasalnya, habitat hewan tersebut di dalam hutan berpotensi tinggi terbakar akibat udara yang terlalu kering dan panas.

"Jadi bisa saja nanti orang utan, Harimau, dan Gajah Sumatera tinggal kenangan akibat pemanasan global yang merenggut habitat mereka," ucap dia.

Edukasi Masyarakat

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi para hewan akibat pemanasan global adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi jejak ekologi dan karbon yang dapat memicu pemanasan global. Oleh karena itu, edukasi di segala level perlu untuk dimasifkan.

"Kita dapat mengedukasi masyarakat untuk membeli produk dengan rekam jejak yang baik dalam pengelolaannya," terang dia.

Dengan demikian, kata dia, masyarakat dapat merasa lebih peduli lingkungan lewat hal yang paling kecil melalui produk yang mereka beli dan konsumsi. Untuk itu, diperlukan pengenalan terhadap sertifikasi produk lamah lingkungan kepada masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Marketing WWF Indonesia Devy Suradji menyatakan setiap rekam jejak karbon tidak hanya berpengaruh terhadap kelangsungan hidup satwa di Indonesia saja, melainkan juga satwa yang berada di belahan dunia lainnya. Salah satunya adalah beruang kutub yang mulai kehilangan habitat akibat mencairnya es di kutub utara.

"Jadi apapun yang kita lakukan di belahan dunia, itu pengaruhnya global, makanya kita perlu batasi kebiasaan buruk," tukas Devy. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya