Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Mengapa Psikopat Sulit Ditebak? Ternyata Ini Jawabannya dari Jaringan Otak Mereka!

 Gana Buana
21/7/2025 21:59
Mengapa Psikopat Sulit Ditebak? Ternyata Ini Jawabannya dari Jaringan Otak Mereka!
Jaringan otak psikopat(Freepik)

Psikopat sering digambarkan sebagai sosok yang menakutkan dan tidak berperasaan. Namun yang membuat mereka benar-benar menantang untuk dikenali adalah kemampuan mereka menyembunyikan niat dan emosi dengan sangat baik.

Ternyata, rahasia di balik kemampuan mereka ini bukan hanya soal kepribadian manipulatif, melainkan juga berkaitan erat dengan struktur dan fungsi jaringan otak mereka.

Koneksi Lemah antara Amigdala dan Korteks Prefrontal

Salah satu temuan paling signifikan dalam neurosains tentang psikopati adalah lemahnya koneksi antara amigdala dan korteks prefrontal ventromedial. Amigdala berperan penting dalam memproses emosi seperti rasa takut dan empati.

Sementara itu, korteks prefrontal ventromedial bertanggung jawab atas pengambilan keputusan moral dan pengendalian emosi.

Pada individu dengan kepribadian psikopat, koneksi antara dua area otak ini terbukti lemah. Akibatnya, mereka bisa mengetahui bahwa suatu tindakan salah secara moral, namun tidak merasakan dampak emosionalnya.

Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan tindakan menyakiti orang lain tanpa rasa bersalah atau penyesalan.

Aktivitas Tidak Normal pada Default Mode Network

Default Mode Network atau DMN adalah sistem jaringan otak yang aktif saat seseorang sedang merenung, memikirkan masa depan, atau memproses emosi sosial. Studi menunjukkan bahwa pada psikopat, DMN menunjukkan aktivitas yang berbeda dari orang biasa.

Hal ini dapat menjelaskan mengapa psikopat cenderung kurang memiliki empati dan kesadaran diri yang mendalam. Mereka mungkin mampu berbicara dan bertindak dengan cara yang sosial, tetapi tidak memiliki kedalaman emosional yang biasanya menyertai perilaku tersebut.

Respons Berlebihan pada Sistem Penghargaan Otak

Studi pencitraan otak juga menemukan bahwa individu psikopat menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi di area otak yang disebut striatum ventral. Area ini berperan dalam pemrosesan hadiah dan kepuasan.

Dengan kata lain, psikopat cenderung mengejar kesenangan pribadi secara impulsif dan ekstrem. Mereka akan mengambil risiko besar demi keuntungan pribadi, tanpa mempertimbangkan konsekuensi terhadap orang lain. Hal ini menjadikan mereka sulit ditebak, karena keputusan mereka lebih didorong oleh kebutuhan akan stimulasi atau penghargaan ketimbang nilai moral atau rasa bersalah.

Mengapa Mereka Sulit Ditebak

Psikopat tidak selalu menunjukkan perilaku yang mencurigakan. Mereka bisa sangat rasional, tenang, bahkan memikat dalam interaksi sosial.

Karena tidak bereaksi secara emosional seperti orang biasa, mereka cenderung tetap tenang dalam situasi penuh tekanan. Kemampuan untuk meniru ekspresi sosial dan empati secara dangkal juga membuat mereka semakin sulit dikenali.

Orang di sekitar mereka bisa dengan mudah terkecoh, karena secara permukaan mereka tampak normal atau bahkan menarik. Padahal di baliknya, ada kekosongan emosional dan sistem saraf yang berbeda dari orang kebanyakan.

Kesimpulan

Kemampuan psikopat untuk menyembunyikan niat dan berperilaku normal bukanlah semata-mata kecerdikan manipulatif. Sebaliknya, ada dasar biologis dalam struktur dan fungsi otak mereka yang membuat mereka sulit dipahami dan ditebak. Memahami aspek neurologis ini penting untuk mengenali pola perilaku psikopat, terutama dalam konteks forensik, psikologi klinis, dan hubungan sosial. (Z-10)

Sumber data:

  • Kiehl, Kent A. (2006). A cognitive neuroscience perspective on psychopathy: Evidence from functional neuroimaging. Psychiatric Annals
  • Decety, Jean et al. (2013). Empathy as a driver of prosocial behavior: Highly conserved neurobehavioral mechanisms across species. Annals of the New York Academy of Sciences
  • Blair, R. J. R. (2007). The amygdala and ventromedial prefrontal cortex in morality and psychopathy. Trends in Cognitive Sciences
  • Buckholtz, Joshua W. et al. (2010). The neural correlates of punishment. Nature Neuroscience



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya