Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Rahasia Kulit Hiu Biru: Kristal Mikroskopis yang Bisa Ubah Warna

Thalatie K Yani
16/7/2025 12:27
Rahasia Kulit Hiu Biru: Kristal Mikroskopis yang Bisa Ubah Warna
Ilustrasi(sharks and rays)

HIU biru (Prionace glauca) ternyata menyimpan rahasia luar biasa di kulitnya. Penelitian terbaru mengungkap warna biru ikonik mereka dihasilkan susunan mikroskopis kristal guanin dan pigmen melanin yang tersembunyi di dalam sisik mirip gigi bernama dermal denticles. Struktur nano ini berfungsi seperti kombinasi cermin berlapis dan filter cahaya alami, menciptakan warna biru yang khas.

Yang lebih menarik, jarak antar lapisan kristal tersebut bisa berubah — kemungkinan dipicu faktor lingkungan seperti tekanan air — sehingga warna kulit hiu dapat bergeser menjadi hijau atau keemasan. Penemuan ini tidak hanya menjelaskan misteri biologis, tetapi juga membuka peluang untuk teknologi kamuflase dan desain berkelanjutan terinspirasi alam.

“Biru adalah salah satu warna paling langka di kerajaan hewan. Banyak spesies berevolusi dengan cara unik untuk menciptakannya,” kata Dr. Viktoriia Kamska, peneliti pascadoktoral di City University of Hong Kong. 

Ia menjelaskan kristal guanin bertindak sebagai pemantul cahaya biru, sementara vesikel melanin menyerap warna lain. Kombinasi keduanya meningkatkan kejenuhan warna dan memberi kemampuan potensial untuk mengubah rona.

Profesor Mason Dean, yang memimpin penelitian ini, menambahkan bahwa perubahan kecil pada sel yang mengandung kristal dapat memengaruhi keseluruhan warna hiu. Simulasi komputer menunjukkan, semakin rapat jarak antar kristal, semakin gelap warna yang dihasilkan. Hal ini membantu hiu berkamuflase lebih baik sesuai lingkungannya, misalnya saat berenang lebih dalam di lautan dengan tekanan yang lebih tinggi.

Penelitian ini dilakukan dengan gabungan teknik canggih seperti mikroskop elektron, spektroskopi, hingga simulasi digital untuk memahami bagaimana struktur nano menghasilkan spektrum warna tertentu.

Temuan ini tak hanya memperkaya pengetahuan tentang evolusi hiu, tetapi juga punya potensi aplikasi di bidang rekayasa material. Warna struktural seperti ini lebih ramah lingkungan dibanding pewarna kimia karena tidak menghasilkan polusi berbahaya.

“Desain multifungsi seperti ini — yang memadukan kemampuan hidrodinamis untuk berenang cepat sekaligus kamuflase optik — belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujar Dean. “Ini bisa menjadi inspirasi teknologi baru, mulai dari material anti-polusi hingga kamuflase dinamis di lingkungan laut.” (Science Daily/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya