PEMERINTAH memberikan penghargaan dan apresiasi kepada pihak-pihak yang dianggap berjasa dalam pelestarian cagar budaya dan pengembangan permuseuman. Lewat penghargaan itu diharapkan partisipasi publik untuk melestarikan cagar budaya semakin meningkat. "Upaya merawat cagar budaya kita hendaknya menjadi gerakan budaya dan masyarakat secara bersama.Kalau kita tengok kemajuan bangsa dapat dilihat museum dan negara maju umumnya mempunyai museum yang bagus," sebut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Maridjan, pada Anugerah Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (2/10) malam.
Pada acara itu, Kacung menegaskan pelestarian cagar budaya bukan hanya menjadi kebijakan pemerintah, melainkan juga mampu menjadi gerakan masyarakat. Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang kaya dalam peninggalan cagar budaya. Museum sebagai salah satu tempat melestarikan cagar budaya merupakan bagian tidak terpisahkan dari cagar budaya itu sendiri. Sementara itu, penerima Anugerah Pelestari Cagar Budaya 2015 terbagi dalam beberapa kategori, yaitu juru pelihara cagar budaya terbaik, pelestari cagar budaya, dan pemerintah kabupaten/kota terbaik.
Untuk kategori pemerintah kota, Pemerintah Kota Surakarta terpilih sebagai yang terbaik. Adapun Pemerintah Kabupaten Blitar menjadi yang terbaik dalam kategori pemerintah kabupaten. Untuk Anugerah Permuseuman Indonesia 2015 ada dua kategori, yaitu kategori museum terbaik dan pemerintah peduli museum. Museum yang meraih penghargaan ialah Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara sebagai museum provinsi terbaik. Selain itu, Museum 10 November Surabaya terpilih menjadi museum kabupaten/kota terbaik. Adapun Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Agung Rai Museum of Art (ARMA) Ubud Gianyar sebagai museum swasta terbaik.