Tim DVI Polri Percepat Identifikasi Korban Mina

Bay/Ant/X-6
03/10/2015 00:00
Tim DVI Polri Percepat Identifikasi Korban Mina
Polisi Arab Saudi membawa peziarah yang terluka ke rumah sakit pada saat kejadian kecelakaan di Mina, Mekkah, (24 September 2015).(AFP/MOHAMMED AL-SHAIKH)

KEPALA Daerah Kerja (Daker) Mekah, Arab Saudi, Arsyad Hidayat, berharap kedatangan tim DVI (Disaster Victim Identification) dari Kepolisian RI ke Arab Saudi hari ini bisa mempercepat pengidentifikasian jemaah haji Indonesia yang meninggal pada peristiwa Mina tersebut.

"Ada sekitar 2.000 foto (jenazah) yang dirilis," katanya.

Hingga kini, masih ada 38 jemaah Indonesia belum ditemukan keberadaannya.

"Jadi peranan tim DVI kita bekerja sama dengan tim yang sudah dibentuk sangat signifikan untuk membantu percepatan pencarian jemaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina," ujarnya di Jeddah, Arab Saudi, kemarin.

Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Anton Castilani mengatakan tim tersebut terdiri atas 9 orang, yakni 4 orang dokter forensik, 2 orang dokter gigi forensik, 1 orang ahli DNA forensik, dan 2 orang dari Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System).

"Tim akan dipimpin oleh Ketua Delegasi Kombes dr Mas'udi yang merupakan mantan Atase Kepolisian di KBRI Riyadh," kata Anton Castilani dalam pesan singkat, Jakarta, kemarin.

Tim tersebut akan terbang ke Saudi pada Sabtu (3/10) dini hari.

"Tim akan berangkat malam ini (tadi malam), direncanakan pukul 00.00 WIB," ujarnya.

Hingga kemarin, jumlah jemaah Indonesia yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa Mina tercatat bertambah dari 59 orang menjadi 91 orang setelah penemuan dan pengidentifikasian 32 jenazah baru.

"Sebelumnya kami merilis 59 orang menjadi korban meninggal terdiri atas 55 jemaah haji dan 4 WNI mukmin di Arab Saudi, kini menjadi 91 orang," kata Arsyad Hidayat.

Ada tiga jemaah yang sebelumnya dilaporkan hilang tersebut, tetapi saat ini sudah berada di pemondokan masing-masing, yaitu Hamidah Mahmud Yusuf dari kloter 9 embarkasi Lombok (LOP 9), Mustofa Sulaenan Kasibun dari kloter 34 embarkasi Surabaya (SUB 34), Jessy Taher Kemur dari kloter 35 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG35).

Dari penemuan 32 jenazah, baru ada 10 jenazah yang teridentifikasi dengan sidik jari.

Sisanya menggunakan metode identifikasi berupa penyisiran atas foto-foto yang dirilis di pemulasaran mayat di Al Mu'ashim, Mekah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya