Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kian Dangkal, Situ Bulakan Perlu Segera Dikeruk

Sumantri Handoyo
18/11/2016 03:15
Kian Dangkal, Situ Bulakan Perlu Segera Dikeruk
(ANTARA/Lucky R)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Tangerang meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera menormalisasi Situ Bulakan, Sungai Sabi, dan Cisadane untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kota itu.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, kemarin, mengatakan Situ Bulakan perlu dikeruk untuk diperdalam karena kondisinya sangat dangkal dan menjadi salah satu penyebab banjir di kota yang dipimpinnya.

Sementara itu, Sungai Sabi dan Cisadane perlu dinormalisasi dan daerah aliran sungainya ditata ulang agar aliran di kedua sungai tidak tertahan.

Menurut Wali Kota, kedalaman Situ Bulakan saat ini hanya berkisar 40 sentimeter hingga 2 meter.

Situ tersebut terakhir kali dikeruk pada 2008 sehingga kondisinya menjadi dangkal akibat sedimentasi.

Padahal, situ seluas 19 hektare itu dapat dimanfaatkan untuk menampung air saat hujan dan persediaan air saat musim kemarau.

"Banjir yang terjadi akhir pekan lalu di Tangerang disebabkan Situ Bulakan sudah tidak dapat menampung air. Air berbalik ke permukiman warga dan menimbulkan banjir," ujarnya.

Ia mengaku telah melakukan pertemuan dengan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Lolli Martina Martief MT.

Pemkot Tangerang berharap proses normalisasi bisa dilaksanakan secepatnya, karena pengerukan merupakan salah satu solusi mengatasi banjir di Kota Tangerang.

"Penanganan banjir harus dilakukan melalui program yang jelas dan berkesinambungan. Jadi penanganannya harus melibatkan berbagai pihak. Untuk itulah kami melaporkan bahwa Kota Tangerang juga terkena banjir dan yang paling parah berada di (Perumahan) Total Persada, dengan ketinggian air sekitar 2 meter, karena permukiman di sana berada di bawah tanggul," kata dia.

Ia juga mengatakan pengerukan sekaligus penataan daerah aliran Sungai Sabi dan Cisadane perlu dilakukan agar aliran Kali Sabi tidak tertahan.

"Karena dalam satu tahun Sungai Sabi bisa meluap tiga hingga empat kali," ujarnya.

Masih mengungsi

Ratusan warga Perumahan Total Persada, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, yang rumah mereka sempat terendam banjir 2 meter, hingga kemarin masih bertahan di pengungsian.

Mereka yang masih mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) Priuk antara lain warga RW 07 dan RW 8, sebab ketinggian air masih sekitar 50 cm.

"Sebenarnya kami ingin cepat pulang, tetapi karena ketinggian air masih setengah meter lebih, kami tetap bertahan di sini," kata Suparti, salah seorang warga RT 07/RW 07, Perumahan Total Persada, yang sudah empat hari mengungsi di GOR Periuk.

Dengan beralaskan tikar, Suparti yang mengungsi bersama dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar terlihat lemas.

Sejak mengungsi, perempuan itu terserang demam dan sakit kepala.

Menurutnya, selama di pengungsian, para korban banjir mendapat bantuan makanan dua kali sehari. Namun, pasokan makanan tersebut kerap datang terlambat.

Selain Suparti, beberapa warga lain di pengungsian mulai terserang penyakit, antara lain infeksi saluran penapasan, demam, dan gatal-gatal.

Mereka mendatangi puskesmas setempat untuk mendapat pengobatan.

"Sampai hari keempat ini, korban banjir yang datang tercatat 78 orang," kata Yusuf Alfian, salah satu tenaga medis di Puskesmas Gembor.

(Ant/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik