Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PRODUSEN kemasan berbahan styrofoam yang tergabung dalam Industri Packaging Federation (IPF) akan meluncurkan wadah styrofoam yang ramah lingkungan.
Hal itu menjadi solusi jangka pendek yang ditawarkan terkait dengan larangan penggunaan styrofoam seperti yang sudah diberlakukan di Bandung, Jawa Barat.
"Kami akan meluncurkan styrofoam yang dapat terurai dalam 4-5 tahun," ujar Manajer Penjualan PT Trinseo Materials Indonesia Dony Wahyudi seusai seminar tentang styrofoam di Jakarta, kemarin.
Pada kesempatan sama, Direktur PT Tirta Marta, Sugianto Tandio, mengatakan mungkin styrofoam ramah lingkungan itu sudah bisa dipasarkan pada 2017.
Harganya mungkin sedikit lebih tinggi daripada produk konvensional yang Rp300 per buah.
"Nanti dalam kemasan ditulis 'PS foam' (nama resmi styrofoam) ini ramah lingkungan dan warnanya dibedakan, yakni hijau, agar distribusinya bisa dimonitor."
Direktur Pengawasan IPF Hengky Wibawa menuturkan untuk solusi jangka panjang, sebenarnya styrofoam dengan logo No 6 sebagaimana jenis plastik lainnya dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis.
Saat ini 1 kg sampah stryofoam berharga Rp2.000 dan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti penggaris dan pigura.
Namun, sampah styrofoam kurang diminati pemulung karena bobotnya sangat ringan.
"Berdasarkan pertimbangan itu, IPF mengusulkan agar alur manajemen sampah styrofoam dapat berjalan. Seyogianya pemerintah daerah menyediakan sentra-sentra bank sampah dan mesin kompaktor yang dapat digunakan pemulung untuk mengepres sampah styrofoam menjadi lebih kecil dan lebih berharga untuk dijual ke pabrik-pabrik, seperti yang dilakukan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia," papar Henky. (Ind/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved