PASUKAN gabungan Arab-Inggris merebut Damaskus dari tangan Turki sewaktu Perang Dunia (PD) I. Dengan begitu, Semenanjung Arab pun terliberasi. Sosok instrumental dalam peristiwa takluknya Damaskus tersebut ialah TE Lawrence, prajurit Inggris legendaris yang lebih dikenal dengan nama Lawrence of Arabia. Di bawah bimbingan Lawrence, pasukan Arab bisa meluncurkan perang gerilya efektif melawan Turki. Pada Juli 1917, pasukan Arab menangkap Aqaba dan bergabung dengan Inggris menuju Jerusalem.
Pascapenangkapan dirinya, ia ikut dalam perjalanan ke utara menuju Damaskus. Ibu kota Suriah itu takluk pada 1 Oktober 1918 dan Arab pun bebas. Akan tetapi, keinginan Lawrence agar semenanjung itu bersatu menjadi satu negara tunggal tidak terwujud sebab faksionalisme Arab bermunculan. Bahkan, menurut Lawrence, Inggris malah memperburuk rivalitas antarfaksi.
Oleh sebab itu, ia menolak dengan santun pemberian medali penghormatan dari Raja George V. Lawrence berusaha keras melobi kemerdekaan negara-negara Arab. Belakangan ia menulis memoar perang monumental, The Seven Pillars of Wisdom, dan didaftarkan di Royal Air Force dengan memakai pseudonim guna menghindari ketenaran dan keuntungan materi.