Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KURANGNYA perhatian pemerintah terhadap mantan pejuang (veteran) baik di tingkat pusat maupun daerah masih sering terjadi.
Padahal, ketika masa-masa perjuangan, para veteran itu berjibaku dengan mengorbankan jiwa dan raga untuk kemerdekaan Indonesia.
"Ini sangat saya sayangkan, dan ini banyak keluhan yang saya terima pula dari teman-teman seperjuangan," kata salah seorang veteran, Edi B Somad, yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat, saat dimintai tanggapan tentang makna peringatan Hari Pahlawan 10 November, Selasa (8/11).
Dia mencontohkan ada pejabat yang tidak pernah menyebut nama veteran dalam sebuah upacara resmi meskipun dihadiri sejumlah veteran.
"Ada bupati yang tidak tahu veteran itu apa. Veteran seharusnya kan diundang pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November. Bupati tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada veteran atas jasa mereka ikut memerdekakan Indonesia," kata Edi.
Karena itu, para veteran merasa sedih jika pejabat terutama di daerah tidak menyebut-nyebut kelompok veteran sebagai orang yang juga pantas dihargai ikut melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dia pun mengimbau masyarakat agar cerdas dalam memilih calon kepala daerah baik gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati, atau wali kota-wakil wali kota yang memiliki perhatian pada kelompok veteran.
Di sisi lain, Edi mengharapkan pemerintah memberikan perhatian secara nyata kepada para veteran, seperti mengalokasikan dana melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk meningkatkan kesejahteraan para veteran.
Menurut dia, saat ini pemerintah telah memberikan bantuan senilai Rp1,2 juta kepada setiap veteran per bulan.
Sebelumnya, ketika era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, hanya Rp700 ribu per bulan bagi setiap veteran.
Ia pun berharap kelak ada peningkatan kesejahteraan bagi para veteran di masa-masa mendatang guna mengimbangi kebutuhan hidup yang kini makin meningkat.
Senada dengan itu, para veteran pejuang di Provinsi Riau pun berharap ada peningkatan kesejahteraan, antara lain bisa mendapatkan kartu sakti yang merupakan program Presiden Joko Widodo.
Itu lantaran kehidupan mereka dan keturunannya saat ini rata-rata tergolong kurang mampu.
"Banyak veteran khususnya yang ada di kabupaten dan kota di Riau masih hidup dalam kemiskinan, bahkan tak memiliki rumah," kata Ketua Markas Daerah Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Riau, Soegirinoto, di Pekanbaru, Senin (7/11).
Ia menjelaskan jumlah pejuang di Riau pada 1980-an masih banyak, sekitar 2.000-an.
Namun, yang masih hidup saat ini hanya tinggal 270 orang dan tersebar di 12 kabupaten/kota di provinsi Riau.
Selama ini, menurut dia, mereka hanya hidup dari belas kasihan negara melalui uang dana kehormatan yang besarannya Rp250 ribu setiap bulan.
Kalau hendak berobat, mereka hanya mengandalkan pada Asuransi Kesehatan (Askes).
"Belakangan program berobat ini berubah ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), membuat kami bingung bagaimana cara mendapatkannya. Jadi banyak yang mengeluhkan tidak lagi bisa berobat," ujar dia.
Dia berharap Presiden Joko Widodo bisa membantu demi kesejahteraan veteran karena perlakuan terhadap veteran biasanya bergantung kepada siapa yang menjadi pemimpin di daerah.
Turut peduli
Dari Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi mengajak generasi muda meneladani semangat para pejuang kemerdekaan, termasuk mereka yang dahulu berjuang mengusir penjajah dari daerah ini.
"Para pejuang dan veteran di daerah kita ini juga harus kita teladani bagaimana semangat perjuangan mereka. Kita harus mengenal mereka. Kini mungkin banyak generasi muda yang tidak tahu siapa pejuang dan veteran di daerah mereka," kata Supian seusai upacara peringatan Hari Pahlawan di Sampit, Senin (7/11).
Dalam hal perhatian daerah terhadap para veteran, Supian menyampaikan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur selalu memperhatikan nasib para veteran.
"Perhatian pada veteran melalui SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait, secara pribadi juga saya perhatikan. Bantuan setiap tahun pasti ada melalui SKPD terkait," tegas Supian.
Sementara itu, salah satu warga Bekasi, Prabu Hadi Kusumo, menyatakan bahwa 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan ialah momen untuk mencambuk semangat para pemuda Indonesia agar peduli pada para veteran.
"Di antaranya generasi muda mestinya memperhatikan kehidupan mereka yang umumnya kurang baik. Generasi muda, misalnya, dapat memberi bantuan sembako, seperti beras, gula, serta bahan pakaian atau kain, kepada para veteran di daerah mereka," pungkas dia. (Ant/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved