Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PEMERINTAH melalui Kementrian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan atau tepatnya menerbitkan Mushaf Alquran Standar Indonesia. Peluncuran dilakukan langsung oleh Menag Lukman Hakim Saefuddin di Unit Percetakan Quran (UPQ) di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10) sore.
Di UPQ itu pula, pencetakan Mushaf Alquran Standar Indonesia dilakukan. Untuk pencetakan perdana yang pengerjaannya dimulai hari ini, pemerintah menargetkan sebanyak 35.000 mushaf dalam kurun dua bulan.
Menag Lukman Hakim mengatakan, Kemenag mencetak Alquran di sini sebagai bentuk kehadiran pemerintah.
"Kami sampaikan rasa syukur, pemerintah hadir memenuhi kebutuhan kitab suci Alquran yang sangat tinggi saat ini. Kami sempat ketar-ketir, karena targetnya sebenarnya September. Dengan Kemenag bisa memiliki percetakan sendiri, memproduksi sendiri, tentu ini sangat membantu upaya pemohonan tersebut," katanya.
Dia mengatakan, bahwa hingga saat ini, pihaknya dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, belum bisa memenuhi karena kebutuhan yang besar. Hal itu disebabkan sangat besarnya kebutuhan, geografis luas, serta anggaran yang terbatas.
"Dan sekarang bisa mencetak itu positif dan semoga bisa direspons baik. Tentunya kita juga sangat mengharapkan dukungan dari DPR, karena ini kaitannya dengan anggaran. Bagaimana agar upaya memasyarakatkan Alquran dengan memperbanyak cetakan ini, bisa diimbangi dengan pengadaan anggarannya," ungkap Lukman Hakim.
Terlepas dari itu, lanjutnya, dengan kehadiran ini, Indonesia lebih memiliki Alquran yang resmi. Karena, katanya, selama ini kerap kali saling lempar kesalahan jika terjadi kesalahan.
"Karena kesalahan atau ada hal lain dari beberapa penerbit, saling lempar tanggung jawab. Nah sekarang, dengan ini resmi dicetak oleh pemerintah, maka pemerintah memiliki tanggung jawab," kata dia.
Tanggung jawab pemerintah sangat besar, bahwa kitab suci yang dicetaknya itu bisa menjadi rujukan semua pihak. Karenanya, lanjut dia, kehati-hatian, kecermatan, dan ketelitian itu harus betul-betul bisa
diwujudkan.
"Integritas jadi dasar. Profesionalitas, cermat betul, teliti betul dalam pencetakan. Karena apa yang dicetak jadi rujukan, kemudian semua orang melihat kalau ada kesalahan cetak. Kesalahan cetak tidak bisa ditolerir kalau yang mencetak Kemenag. Namun,i penerbit lain masih ada excuse," tegasnya.
Dia meminta kepada pihak-pihak yang terkait dalam produksi untuk terus melakukan kroscek dengan teliti dan berulang-ulang sebelum najk cetak dan hingga akhir.
Sementara itu Endang, Kepala Produksi di UPQ Ciawi menjelaskan bahwa kapasitas UPQ 18.000 lembar per jam.
"Kalau full speed, per jam kita bisa cetak 18.000 lembar maksimal. Untuk capai target 35.000, yakin bisa. Kita tinggal tambah atau perpanjang jam kerja. Pengerjaan sudah kita mulai hari ini," kata Endang Seusai acara peluncuran.
Saat ini, lanjutnya, ada 12 orang atau sumber daya manusia di bagian produksi yang akan mengerjakan program cetak 35.000 itu.
Sebelumnya, UPQ Ciawi sempat mengalami vakum beroperasi sekitar 6 bulan lamanya. Bahkan kondisinya sempat mati suri.
Endang mengatakan, kondisi itu disebabkan adanya peralihan dari lembaga ke unit. Meski sempat berhenti produksi, dia memastikan bahwa untuk perawatan atau pemeliharaan mesin tidak pernah berhenti. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved