Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
INDONESIA dinilai perlu mencontoh China dalam merespons pneumonia misterius dan lonjakan kasus pernapasan di musim dingin. Seperti diberitakan, pada Jumat (27/12), otoritas pengendalian penyakit China tengah menguji coba sistem pemantauan khusus untuk pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut apa yang dilakukan China merupakan sualu langkah yang amat baik. “Perlu juga dipertimbangkan di negara kita, baik untuk infeksi pernapasan sampai pneumonia maupun penyakit menular lainnya,” kata Tjandra dalam keterangannya, Senin (30/12).
Menurutnya, semua pihak sepakat bahwa survailans dan deteksi dini merupakan kunci utama pengendalian penyakit menular di mana pun.
Terkait kasus di China, Tjandra menyebut bahwa negara itu dan sekitarnya selalu mengalami peningkatan kasus influenza like illness di akhir tahun dan musim dingin. Karena itulah mereka meningkatkan upaya penanggulangannya.
Sementara di Indonesia beberapa hari lalu juga diberitakan peningkatan kasus dengue. Untuk itu, katanya, peningkatan upaya penanggulangannya harus dilakukan sejak sekarang.
Terkait inluenza A atau influenza B yang banyak dibicarakan kini di China, memang selalu ada fluktuasi peningkatan dari waktu ke waktu di berbagai belahan dunia.
“Karena itulah WHO selalu mengkompilasi data ini dan diumumkan agar negara-negara dapat mengambil langkah yang diperlukan,” ungkap mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Menular serta mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.
HMPV (human meta pneumo virus) yang kini diberitakan banyak terjadi di China lanjutnya, juga bukan penyakit baru di sana.
“Bahkan jurnal ilmiah mingguan CDC China—saya usul kita perlu juga buat jurnal seperti ini—di 2024 ini mengeluarkan publikasi berjudul “Vital Surveillances: Seasonal and Genetic Characteristics of Human Metapneumovirus Circulating — Henan Province, China, 2017–2023”, kata Tjandra.
Jurnal tersebut membahas tuntas tentang pola epidemiologik dan karakteristik genetikanya. Hal itu menjadi panduan pemerintah China untuk program pengendalian dan bahkan proses vaksinasinya kelak.
“Akan baik kalau pola epidemiologik dan genetik berbagai penyakit menular kita juga dipublikasikan dalam jurnal ilmiah resmi seperti ini, untuk jadi panduan pula,” katanya.
Tjandra pun menekankan Indonesia perlu terus menjaga dan meningkatkan pengendalian penyakit menular, mulai dari tingkat dasar yaitu pemahaman dan pola hidup masyarakat. Kemudian vaksinasi, lalu surveilans dan deteksi dini dan belakangan lalu penangannan kasus dan kontaknya.
“Dalam hal ini perlu diingatkan kembali bahwa promotif preventif amatlah perlu, jangan hanya bertumpu ke penanganan kasus yang sudah sakit saja,” pungkasnya. (H-3)
OTORITAS pengendalian penyakit China mengatakan mereka sedang menguji coba sistem pemantauan pneumonia misterius dengan kasus beberapa penyakit pernapasan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved