HARAPAN, satu-satunya badak sumatra yang ada di Amerika Serikat (AS), akan pulang ke habitat aslinya di Indonesia.
Rencana pengiriman Harapan merupakan misi untuk melestarikan spesies mamalia yang masuk kategori terancam punah itu.
Di tempat tinggalnya di Kebun Binatang Cincinnati, AS, tak ada pasangan betina yang bisa dijadikan pasangan kawin.
Rencana awal, Harapan akan dikawinkan dengan badak sumatra yang ada di Malaysia tetapi urung dilaksanakan karena badak itu diduga tidak subur.
Pemerintah mengatakan tengah menyiapkan penangkaran di Taman Nasional Way Kambas sebagai habitat Harapan. Badak berusia 8 tahun itu ditargetkan paling lambat tiba pada Oktober mendatang.
Sebelumnya, badak sumatra di Cincinnati bernama Suci mati akibat sakit.
Kematiannya diduga akibat makanan yang dikonsumsi terkontaminasi oleh kandungan besi.
Nasib serupa dikhawatirkan terjadi pada Harapan.
"Para ahli menyimpulkan bahwa Harapan harus diselamatkan. Karena itu, kami mendesak Harapan bisa kembali ke habitat aslinya ketimbang hidup sendiri di sana (AS)," kata Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Adji.
Menurut rencana, badak itu akan terbang menuju Jakarta dan dibawa dengan kapal feri menuju tanah leluhurnya di Sumatra.
Di sana, Harapan akan bergabung dengan Andalas, yang berada di Indonesia sejak 2007 untuk pengembangbiakan dan telah menghasilkan satu keturunan jantan.
Populasi bertambah Di sisi lain, penampakan tiga ekor anak badak jawa yang direkam di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) baru-baru ini membubuhkan harapan baru atas keberlanjutan spesies mamalia besar itu.
Hewan langka yang berstatus terancam punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) itu diperkirakan tak lebih dari 50 ekor pada 2012.
Kini, populasi badak itu di kawasan Indonesia bertambah menjadi 60 ekor.
"Menurut pemantauan, populasi hewan langka yang telah dilindungi itu sudah menyentuh angka 60 ekor," kata Kepala Balai TNUK Haryono.
Berdasarkan hasil pemantauan selama 2014, populasi badak jawa hanya 57 ekor terdiri atas 31 ekor jantan dan 26 ekor betina.
Dengan tambahan tiga anak badak jawa tersebut, ada tujuh anak badak jawa di kawasan TNUK.
"Untuk komposisinya, lebih dari 50% badak jawa ialah berkelamin jantan," kata Haryono.
Saudara setanah Airnya, badak sumatra, menurut estimasi hanya tersisa 80 ekor, tersebar di Taman Nasional Way Kambas, Bukit Barisan Selatan, Gunung Leuser, kawasan hutan alam di Sumatra.
Spesies badak tersebar di kawasan Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.
Namun, populasinya terus menurun.
Menurut catatan, jumlah badak di dunia terus menurun drastis.
Pada awal 1900-an, ada sekitar 500 ribu badak yang tersebar di kawasan Asia dan Afrika.
Angka itu turun menjadi 70 ribu pada 1970.
Hingga kini, diperkirakan ada 29 ribu badak yang masih tersisa.
Aktivitas manusia dituding sebagai penyebab utama berkurangnya spesies badak.
Perburuan besar-besaran terhadap badak hitam Afrika, misalnya, mengakibatkan penurunan populasi secara tajam--dari 65 ribu ekor pada 1970 menjadi 2.300 pada 1993.