Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Peneliti Unpad Kembangkan Metode Kriopreservasi Sperma, untuk Ikan Terancam Punah

Naviandri
21/11/2024 22:56
Peneliti Unpad Kembangkan Metode Kriopreservasi Sperma, untuk Ikan Terancam Punah
Peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Irfan Zidni.(Dok Unpad)

PENELITI dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad) Irfan Zidni, mengembangkan metode kriopreservasi sperma, sebagai bentuk konservasi spesies ikan yang hampir punah. Kriopreservasi sperma hadir sebagai solusi dengan cara menyimpan materi
genetik ikan-ikan hampir punah yang diteliti.

Materi genetik tersebut diambil dari ikan-ikan yang ditemui dan ditampung selnya di dalam laboratorium. Nantinya, hasil materi genetik yang diambil dari sel-sel ikan tersebut dapat dikembangkan kembali menjadi proses fertilisasi atau kelahiran buatan.

“Jadi ini salah satu cara untuk di-restocking ikan di alam liar, sehingga teknologi ini sangat penting dalam proses konservasi ikan yang terancam punah,” jelas Zidni dalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Unpad, Rabu (20/11).

Penelitian bertajuk 'Aplikasi Teknologi Kriopreservasi Sperma Ikan sebagai Strategi Konservasi Ikan Terancam Punah' membahas kondisi ekosistem kelautan dan perikanan di dunia semakin mengkhawatirkan. Sehingga, membutuhkan alternatif metode lain untuk melestarikan populasi ikan.

Ancaman Biodiversitas Ikan

Dalam penelitiannya, Zidni mengungkap saat ini ikan menjadi salah satu makhluk hidup yang paling terancam keberadaannya di dunia. Populasi spesies ikan saat ini telah mengalami penurunan drastis hingga 83% di perairan seluruh dunia. Jumlah populasi ikan di lautan dunia disebabkan
paling utama oleh hilangnya habitat di laut, karena pengrusakan oleh manusia, ataupun perubahan iklim.

“Yang banyak terjadi itu awalnya ikan bermigrasi, kemudian saat kembali, dia tidak mengenal lagi tempat hidupnya. Karena sudah dirusak, atau berubah jadi bangunan. Selain itu, pencemaran lautan akibat limbah-limbah industri dan proses penangkapan ikan, menggunakan cara-cara yang tidak memperhatikan lingkungan laut pun menjadi faktor utama semakin terancamnya ekosistem lautan,” papar Zidni.

Zidni menyebut, angka penurunan ekstrem tersebut pun menjadi sinyal alarm pengingat bagi manusia untuk segera mengambil peran menjaga kelestarian alam sebelum semakin banyak ikan yang terancam punah. Terlebih, mengingat Indonesia sebagai negara maritim juga dikenal karena memiliki biodiversitas tumbuhan dan hewan laut yang sangat beragam sebagai bagian dari kekayaan negara.

“Indonesia tercatat sebagai pemilik megabiodiversitas terbesar kedua di dunia, dengan memiliki setidaknya 25% dari seluruh spesies di dunia dan lebih dari 3.400 jenis ikan yang hidup di lautan Indonesia. Dan Indonesia juga terkenal sebagai negara yang memiliki megabiodiversitas di lautannya. Sehingga benar-benar harus dijaga kehadirannya,” jelas
Zidni.

Zidni pun menjelaskan, keragaman ikan di lautan Indonesia sejatinya memiliki nilai-nilai komersial yang tinggi, terutama bagi banyaknya
nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut. Berbagai spesies ikan hias, ikan-ikan endemik yang punya daya komersial tinggi. Ketika terancam nantinya akan turut menghilangkan mata pencaharian juga, sehingga harus menjadi perhatian besar.

Prosedur Kriopreservasi

Zidni menambahkan, prosedur yang dijalankan oleh timnya dalam melakukan kriopreservasi sperma terhadap ikan terancam punah. Mulanya, para peneliti akan mengambil ikan-ikan yang tergolong ke dalam kategori terancam punah.

Ikan-ikan tersebut kemudian akan dibawa ke kolam-kolam buatan dan diambil materi genetiknya melalui sel sperma, maupun sel telur untuk diamankan dan dirawat di balai-balai penelitian. Materi genetik tersebut kemudian disimpan di dalam sebuah nitrogen cair dengan suhu yang sangat ekstrim yaitu -169 derajat celcius. Gunanya, agar materi genetik yang tersimpan bisa hidup, tetapi perspektif metabolismenya berhenti dan tidak rusak.

“Setelah disimpan dengan baik materi genetiknya, kita lakukan proses pemijahan sebagai bentuk inseminasi buatan. Setelah berhasil dikembangbiakkan, maka ikan-ikan tersebut akan dilepas kembali ke alam. Proses kriopreservasi ini dapat digunakan terhadap semua jenis ikan. Dengan catatan, ikan-ikan yang dikonservasikan menggunakan metode ini harus memiliki kualitas sperma yang baik saat diambil oleh peneliti,” beber Zidni.

Menurut Zidni, apabila kualitas sperma yang diambil sudah baik, keberhasilan proses fertilisasi buatan tersebut berada di angka 70% yang merupakan kategori sangat baik. Angka 70% itu sudah sangat aman. Terlebih, proses kriopreservasi ini sebenarnya sudah banyak juga
dilakukan baik di tumbuhan, hewan, hingga manusia sendiri.

Ke depan, Zidni mengaku memiliki target untuk dapat mengembangkan lebih banyak lagi balai-balai penelitian dan laboratorium yang mampu melakukan proses kriopreservasi sperma untuk konservasi ikan terancam punah. (AN/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya