Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengangkatan Kantung Empedu Solusi Terbaik Atasi Penyakit Batu Kantung Empedu

Adv
28/9/2016 08:50
Pengangkatan Kantung Empedu Solusi Terbaik Atasi Penyakit Batu Kantung Empedu
(Dok. RS Mitra Keluarga)

PENYAKIT batu kantung empedu atau yang kadang hanya diketahui sebagai penyakit batu empedu merupakan penyakit yang kerap tidak disadari keberadaannya oleh seseorang. Sifatnya yang tidak selalu menimbulkan gejala atau keluhan menjadi penyebab utama terabaikannya penyakit tersebut.

Namun, tidak jarang penderita juga mengalami beberapa keluhan. Mulai dari yang ringan seperti mual dan kembung, hingga sakit luar biasa pada bagian ulu hati dan perut bagian kanan atas serta dapat menjalar ke pundak kanan.

Dua faktor penyebab utama terbentuknya batu kantung empedu ialah, pertama, tingginya kadar kolesterol dalam cairan empedu (akibat diet, hormonal, kehamilan dan juga obat-obatan). Kedua, gangguan pengosongan kantung empedu karena berbagai macam sebab Selain itu, adanya infeksi saluran empedu/kantung empedu juga dapat memicu terbentuknya batu empedu.

Dokter Spesialis Bedah RS Mitra Keluarga Depok, Dr Julius Lumenta SpB, mengatakan pada dasarnya adanya batu di kantung empedu tidak memerlukan pembedahan selama tidak menimbulkan gejala (asimtomatik). Namun, tindakan pembedahan harus dilakukan apabila ada keluhan atau gejala (simtomatik).

"Ketika sudah menimbulkan gejala berarti sudah mengganggu kondisi tubuh, pembedahan dengan mengangkat kantung empedu menjadi solusi terbaik. Baik melalui bedah konvensional atau menggunakan metode bedah laparaskopi," ungkap Julius.

Bedah laparoskopi saat ini memang pilihan pertama karena memiliki beberapa unggulan seperti bekas (luka operasi) yang kecil (1-2 cm), lama perawatan singkat, pemulihan lebih cepat, dan nyeri pasca operasi yang lebih ringan. Tindakan yang dilakukan ialah mengangkat seluruh kantung empedu, bukan hanya mengambil batunya saja.

Namun, dijelaskan oleh Julius, tidak jarang masih banyak pasien yang merasa ragu untuk melakukan pengangkatan kantung empedu. "Umumnya pasien berpikir kalau kantung empedu itu ialah organ yang memproduksi cairan empedu, padahal bukan. Kantung empedu hanya sebagai penampung yang berfungsi memekatkan cairan empedu. Sedangkan cairan empedu sendiri diproduksi oleh hati,” tutur Julius.

Pengobatan batu kantung empedu, imbuh Julius, memang dapat dilakukan melalui proses penghancuran atau pengangkatan batu tanpa kantungnya. Namun, tidak menutup kemungkinan akan kembali munculnya batu dalam kantung setelah dilakukan penghancuran atau pengangkatan batu. Selain itu, proses penghancuran juga kerap menimbulkan masalah lain apabila ada butiran batu yang keluar dari kantung empedu dan dapat menyumbat saluran empedu.

"Akibatnya terjadi penumpukan cairan empedu di hati, sehingga penderita menjadi 'kuning' akibat peningkatan bilirubin. Bahkan, peradangan kantung empedu berulang (akibat batu kantung empedu) merupakan faktor risiko terjadinya kanker kantung empedu walaupun secara statistic sangat kecil," ungkap Julius.

Ketidaktahuan pada banyak pasien tersebut, menurut Julius, kerap menimbulkan ketakutan pada pasien untuk melakukan operasi pengangkatan kantung. Padahal, pengangkatan kantung secara medis terbukti tidak memiliki pengaruh negatif pada tubuh. Termasuk dalam hal kualitas daya tahan tubuh seperti yang sering dikhawatirkan oleh pasien.

“Ketika tidak ada kantung, yang terjadi empedu langsung menuju usus tanpa melalui kantung untuk dipekatkan, itu tidak jadi masalah," ungkapnya. Cairan empedu yang masuk ke usus 12 jari berfungsi untuk memecah (mencerna) lemak yang ada dalam makanan kita.

Perempuan yang usia di atas 40, kegemukan, dan punya masalah kesuburan atau sering disebut 4F (female, forty, fat, fertile) dulu merupakan faktor risiko. Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan pola hidup, semakin banyak pula penderitanya, tidak hanya yang memiliki 4 faktor risiko tersebut.

"Intinya pola hidup harus dijaga dan waspada apabila sering ada keluhan nyeri perut atas, kembung, mual yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (oabat-obatan untuk penyakit maag), perlu dipikirkan kemungkinan adanya penyakit kantung empedu. Segera konsultasikan ke dokter penyakit dalam atau dokter bedah," tutup Julius. (pro)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya