Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
VAKSINASI campak untuk anak balita (bawah lima tahun) sangat penting untuk mencegah anak terpapar virus penyakit tersebut.
Virus penyebab campak ini sangat mudah dan cepar menular. Penularan penyakit ini dapat melalui udara maupun percikan air liur penderita.
Guru Besar Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof dr M Juffrie PhD SpA(K) menyebutkan vaksinasi campak merupakan cara paling efektif untuk mencegah penularan virus penyebab campak. Pemberian vaksin itu akan memberikan kekebalan tubuh terhadap campak.
“Pencegahan utama campak adalah dengan vaksinasi campak. Imunisasi campak penting untuk mencegah penularan penyakit yang sangat cepat,” kata Juffrie.
Dikatakannya, virus campak biasa menyerang saluran mukosa baik di daerah kulit, saluran cerna, maupun saluran pernafasan.
Serangan penyakit itu, ujarnya, ditandai dengan demam tinggi selama tiga hingga empat hari, batuk, pilek, peradangan selaput mata, serta memunculkan ruam-ruam kecil kemerahan. Ruam itu akan muncul di kulit setelah beberapa hari mulai dari belakang telinga, sekitar kepala, leher dan akan menyebar ke seluruh tubuh.
Meski demikian, Prof Juffrie menyebutkan penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan setelah lima hari virus akan mati dengan sendirinya.
Kendati tidak membahayakan, Juffri mengatakan bahwa penyakit ini tetap perlu diwaspadai, terutama pada anak yang memiliki kekebalan tubuh rendah, kurang gizi, dan mengidap penyakit berat.
"Anak-anak dengan status tersebut akan lebih mudah tertular campak dan dapat mengalami komplikasi," jelasnya.
Ia menambahkan, penyakit itu jika dibiarkan bisa muncul komplikasi, seperti radang otak, radang paru-paru dan lainnya.
Oleh sebab itu, Juffri menyarankan kepada para orangtua agar segera membawa anak mereka ke pusat pelayanan kesehatan apabila muncul gejala-gejala campak. Dengan begitu, penderita bisa tertangani dengan baik dan terhindar dari kemungkinan timbulnya komplikasi.
“Untuk meminimalkan penularan, sebaiknya anak yang terkena campak diisolasi terlebih dahulu,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan Juffrie, kejadian campak sangat jarang dijumpai di wilayah DIY. Hal itu karena cakupan imunisasi di DIY tergolong tinggi.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa DIY, DKI Jakarta, dan Jambi merupakan tiga provinsi yang telah mencapai target 100% anak balitanya yang berusia 0-11 dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
“Jarang ditemui pasien campak di DIY ini, misalnya ada itu pun kasus rujukan dari luar DIY,” ungkapnya.
Imunisasi campak merupakan program imunisasi dasar wajib di Indonesia. Diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Berikutnya, imunisasi lanjutan pada usia 24 bulan dan tambahan atau crash program hingga 59 bulan.
Belum lama, tepatnya 4 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan melakukan pencanangan Nasional Crash Program Campak Terintegrasi Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Obat Cacing.
“Pemberian vaksin ini sangat dianjurkan untuk mencegah dan mengeliminasi campak di Indonesia. Vaksinnya pun diberikan secara gratis oleh pemerintah dan bisa didapat di Puskesmas seluruh Indonesia," terangnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved