Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dari Masyarakat untuk Masyarakat

Rio/M-4
02/7/2016 06:30
Dari Masyarakat untuk Masyarakat
(MI/SUMARYANTO)

MEMBERDAYAKAN masyarakat lewat koperasi, itu yang dilakukan Sukmariah. Perempuan berusia 34 tahun asal Desa Punjul, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, itu pelopor berdirinya koperasi simpan pinjam di desanya.

Sebelum adanya koperasi simpan pinjam itu, desa tempat Sukmariah merupakan desa miskin tempat banyak warganya menganggur dan di tingkat ekonomi bawah. Berkat dirinya, kini taraf hidup warga di desanya sudah menjadi lebih baik.

Istri Riyadno itu pada 2010 mendirikan koperasi simpan pinjam untuk membantu memberdayakan warga di desanya yang saat itu banyak kesulitan ekonomi.

Melalui koperasi itu, perempuan kelahiran Tangerang, 12 November 1981 tersebut banyak membantu dan mengajari masyarakat.

Hal itu, di antaranya, cara berusaha secara mandiri. Ia pun tak ragu memberi bantuan pelatihan, permodalan, hingga mencarikan pasar untuk penjualan produk-produk yang sudah dihasilkan warga.

Dari koperasi itu, banyak masyarakat dilibatkan untuk saling membantu satu sama lainnya. Dampaknya, banyak masyarakat memiliki pekerjaan dan penghasilan yang mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.

"Awalnya memang kita hanya bisa memberikan bantuan sekitar Rp2 juta per UKM. Itu pun didapat secara berkala sebanyak empat atau lima kali. Sekarang kita coba bantu akses ke perbankan agar bisa lebih banyak mendapat bantuan," tutur Sukmariah.


Tetap dipantau

Sampai saat ini, para anggota binaan koperasi yang sudah mandiri masih diawasi dan dipantau Sukmariah agar tetap berada pada jalur yang tepat.

Sekitar 30 anggota koperasi terus diberdayakan untuk memajukan desa.

"Awalnya kita sendiri yang bergerak. Yang terbantu paling hanya dua sampai tujuh orang saja. Akan tetapi, kalau kita sudah membentuk koperasi, tentu yang bisa dibantu menjadi lebih banyak, hingga puluhan bahkan ratusan," tutur Riyadno.

Meski tidak lagi menjabat anggota koperasi, Sukmariah masih terjun mengawasi segala usaha yang sudah dibina secara mandiri.

Ia tak ingin anggotanya mengalami kegagalan dan akhirnya kembali ke masa lalu.

"Dengan adanya Ibu Sukmariah dan suaminya, kita sangat terbantu dalam segala hal. Awalnya kita miris, apakah kita bisa melihat kemampuan dan segala keterbatasan yang kita miliki. Namun dengan kehadiran beliau, kita bisa dibina dan dibantu hingga seperti sekarang ini," ungkap Ndang, salah satu anggota koperasi.

Di luar koperasi, Sukmariah dan suaminya membuat sekolah gratis. Sekolah pesantren itu diberi nama sekolah kehidupan.

Sekolah itu didirikan sebagai wadah untuk anak-anak kaum duafa, miskin, dan yatim piatu agar mendapatkan fasilitas pendidikan layaknya anak-anak lain.

Tak hanya pelajaran sekolah, di situ juga diajarkan usaha mandiri seperti belajar menjahit, membuat kerajinan tangan, serta belajar bercocok tanam.

Harapannya satu, yaitu agar ke depan, anak-anak tersebut dapat hidup mandiri dan berguna bagi negara.

Tidak hanya itu, ia juga mendirikan taman baca.

Alumnus S-1 Ekonomi UHAMKA yang bekerja sama dengan para pemuda yang ada di Kabupaten Tangerang itu memfasilitasi berbagai macam buku untuk bisa diakses anak-anak dan siapa saja yang ingin membaca.

"Tujuannya sangat sederhana, yakni agar anak-anak dan masyarakat di tempat kami itu tidak tertinggal informasi dari dunia luar. Yang paling utama ialah dengan membaca, anak tersebut akan terus mendapat ilmu pengetahuan baru," pungkasnya. (Rio/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya