Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

KPAI: Lagu Lelaki Kardus tidak Pantas Dinyanyikan Anak-Anak

Antara
30/6/2016 19:20
KPAI: Lagu Lelaki Kardus tidak Pantas Dinyanyikan Anak-Anak
(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai pengawasan terhadap lirik lagu terutama lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak sudah sangat mendesak.

"Urgensi kontrol dan pengawasan lirik lagu yang dinyanyikan anak-anak dan aksi panggungnya semakin meningkat agar tidak melanggar hukum dan kesusilaan," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Soleh dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/6).

Saat dimintai konfirmasi, Asrorun menilai urgensi tersebut belakangan ini semakin meningkat setelah munculnya kasus syair dewasa dengan cacian yang dinyanyikan oleh anak-anak seperti dalam lagu 'Lelaki Kardus' yang belakangan hangat diperbincangkan.

Asrorun menegaskan syair dalam lagu tersebut sangat tidak pantas dinyanyikan seorang anak, karena temanya justru tidak memiliki nilai edukasi dan keadaban serta terasa aneh dinyanyikan seorang anak, apalagi ada bahasa yang kasar di dalamnya.

"Pencipta lagu, produser, dan pihak terkait dengan produksi lagu tersebut jelas melakukan eksploitasi dan perlakuan salah terhadap anak, tidak memiliki sensitifitas dan komitmen perlindungan anak, melanggar etika, kesusilaan serta kesopanan," ujar dia.

Atas hal tersebut, KPAI mendorong pegiat seni dan pencipta lagu agar secara aktif mendedikasikan kemampuannya untuk menyajikan lagu anak yang kreatif, rekreatif, dan edukatif serta mencerdaskan. Sehingga berperan mewujudkan keadaban sesuai cita-cita pembangunan bangsa.

"Ada tanggung jawab moral pegiat seni untuk memperhatikan aspek perlindungan anak. Kebebasan berekspresi tidak serta merta membolehkan perbuatan yang melanggar etika, kesopanan, dan hukum," tutur Asrorun.

Terkait dengan lagu 'Lelaki Kardus' itu, Asrorun menjelaskan pihaknya telah mengambil langkah klarifikasi dan diketahui lirik lagu itu diciptakan karena kisah nyata seorang ibu dan anaknya di Bangkalan, Madura, yang mengalami trauma sampai tak bisa berbicara akibat ditinggalkan oleh ayahnya.

"Ayahnya dan istri keduanya meninggalkan anak tersebut dan sekarang ada di Bali. untuk para korban trauma sendiri kami meminta Pemerintah Daerah Bangkalan untuk melakukan rehabilitasi, terutama kepada anak yang mengalami trauma psikis tersebut," ucapnya. (Ant/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya