KRISIS energi, inflasi, politik, hingga potensi resesi tengah mengancam negara-negara di benua Eropa. Hal itu diikuti dengan naiknya harga bahan-bahan pokok yang bisa memperburuk krisis ekonomi Eropa.
Di tengah ketidakpastian, mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia di Eropa turut merasakan dampak tersebut. Kenaikan harga bahan-bahan pokok tentu berimbas pada keuangan mereka yang sudah dialokasikan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebelumnya.
Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso mengatakan bahwa pihaknya sudah gerak cepat merespons situasi tersebut. Lewat kajian yang dilakukan secara berkala, LPDP menyesuaikan atau menaikkan alokasi biaya hidup bulanan para mahasiswa.
"Secara berkala LPDP melakukan kajian terkait Dana Hidup Bulanan di seluruh negara dan pada pertengahan tahun 2022 ini telah dilakukan penyesuaian/kenaikan dana hidup bulanan," ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (24/10).
Dwi mengatakan bahwa pada prinsipnya, LPDP mendukung penerima beasiswa LPDP yang sedang studi dimanapun untuk bisa fokus menyelesaikan studi tepat waktu. Kendala seperti krisis selalu direspons untuk menjamin mahasiswa penerima beasiswa tidak mengalami kendala di negeri orang.
"Kami terus pantau setiap perubahan yang terjadi di manapun, termasuk gejolak ekonomi, bencana, ataupun lainnya," ucap Dwi.
Terkait gejolak di Eropa, lanjutnya, LPDP telah cepat tanggap bertemu secara daring dengan perwakilan-perwakilan penerima beasiswa. Pihaknya terus berkomunikasi dan berkoordinasi agar semua permasalahan yang dihadapi mahasiswa bisa diketahui dan dicari jalan keluar yang tepat.
"Kami memiliki jalur komunikasi yang erat dengan seluruh penerima beasiswa di manapun melalui koordinator atau disebut Lurah baik di level negara, kota, maupun universitas," kata Dwi. (OL-6)