Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEJAK Masjid Raya Aceh Sepakat, Medan, Sumatra Utara, didirikan sekitar 30 tahun lalu, kegiatan berbuka puasa bersama masjid itu selalu diramaikan ratusan umat Islam dari berbagai lintas profesi dan generasi.
Penyajian makanan takjil gratis yang rutin dilaksanakan menjadi salah satu magnet bagi masyarakat muslim sekitar masjid itu. Terlebih, ada menu khas yang selalu disajikan, yakni bubur kanji rumi.
Pihak pengurus Masjid Raya Aceh Sepakat menyatakan sajian bubur kanji rumi itu tidak bisa ditiadakan di setiap Ramadan. Hal itu menjadi salah satu langkah melestarikan menu khas tradisional Aceh itu, khususnya bagi kalangan perantau asal Aceh yang sudah lama berdomisili di Medan.
Bubur yang disajikan dengan campuran daging sapi itu selalu menjadi pilihan favorit bagi kaum muslimin yang berbuka di masjid tersebut. Saking tingginya peminat, pada Ramadan tahun ini pengurus Masjid Raya Aceh Sepakat selalu menyediakan 600 porsi bubur kanji rumi setiap berbuka.
"Memang bubur kanji rumi ini sudah menjadi menu utama dan tradisi Masjid Aceh Sepakat. Sebanyak 600 mangkuk itu habis setiap harinya," kata juru masak bubur kanji rumi di Masjid Raya Aceh Sepakat, Ismail Usman, kemarin (Minggu, 26/6).
Ismail mengatakan tradisi menyantap bubur kanji rumi setiap berbuka puasa di Masjid Raya Aceh Sepakat sudah dilakukan sejak lama. Tujuan awalnya hanya untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan tradisi bagi generasi muda Aceh di Medan.
Uniknya, dari tahun ke tahun, porsi yang disediakan panitia terus meningkat untuk memenuhi permintaan masyarakat, bahkan hingga menembus angka 600 porsi pada tahun ini.
"Kalau Sabtu atau Minggu malah lebih banyak, bisa mencapai 700 porsi. Kami mengutamakan jemaah berbuka, setelah ada sisa, baru panitia diperbolehkan makan bubur itu," kata laki-laki berusia 72 tahun itu.
Dari donasi
Ismail mengakui dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menyediakan bubur yang dibagikan gratis bagi para jemaah itu. Untuk mempersiapkan 600 porsi, dibutuhkan 60 kg daging sapi, 51 kg beras, dan bumbu lainnya seperti daun kari, serai, santan, rempah-rempah, dan bumbu khas tradisional Aceh.
Namun, selama ini pihak penyelenggara tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan biaya pembuatan bubur itu. "Alhamdulillah banyak umat Islam yang berdonasi di bulan Ramadan ini. Jadi, bisa selalu diatasi."
"Sekarang orang asli Medan juga sudah banyak yang sengaja datang ke sini untuk makan bubur kanji rumi, karena bisa mengobati masuk angin. Bubur ini memang banyak mengandung rempah-rempah," jelasnya.
Untuk memperlancar proses pengerjaan, panitia sengaja memfungsikan halaman belakang masjid sebagai dapur umum dengan mendirikan tenda sementara.
Di lokasi itu terdapat delapan tungku besar untuk memasak bubur secara bersamaan. Poses pembuatan bubur berlangsung sekitar 3 jam. "Kami biasa mulai masak pukul 14.00. Biasanya selesai pukul 17.00. Dan bisa dibagikan setengah jam jelang berbuka puasa," imbuh Ismail.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved