Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WAKIL Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan dalam waktu dekat Indonesia akan menyambut puncak bonus demografi, penduduk produktif diprediksi akan mencapai 2 kali lipat daripada penduduk usia anak dan lanjut usia.
Namun di tengah peluang tersebut, Indonesia masih dibayangi fenomena stunting yang berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat satu dari empat balita Indonesia masih mengalami stunting.
Baca juga: Ingin Menikah? Calon Pengantin Wajib Cek Kesehatan Tiga Bulan Sebelum Hari H
"Stunting berpotensi mendatangkan efek berlipat karena menggangu perkembangan otak anak hingga mengancam raihan produktivitas ketika dewasa kelak. Artinya stunting bukan hanya sekedar isu kesehatan melainkan masalah kemanusian yang dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangannya, Jumat (7/10).
"Pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan stunting untuk mencapi target stunting 14 persen pada 2024. Dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas dan terpenting kerja kolaborasi. Karena kerja berjamaah semua pihak termasuk partisipasi aktif dari penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah," tambahnya.
Berdasarkan survei terhadap 146 negara pada 2021, Indonesia masuk dalam peringkat ketujuh sebagai negara paling religius. Selain itu sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah beragama Islam.
Oleh karena itu peran tokoh agama, pimpinan ormas Islam, penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah sangat strategis dalam mengedukasi masyarakat melalui pendekatan keagamaan mengenai dampak negatif stunting.
"Saudara-saudara adalah penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan di masyarakat sekaligus sebagai sumber ilmu, pendidik juga, penggerak juga, dan teladan bagi umat," ujarnya.
Wapres berpesan kepada Da’i, Da’iyah dan penyuluh agama dalam dakwahnya untuk mendorong upaya percepatan penurunan stunting melalui 5 prinsip.
Pertama, mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Kedua, ajakan untuk makan makanan yang bergizi terutama kepada Ibu hamil, Ibu menyusui, dan bayi hingga usia dua tahun. Ketiga, memberikan anak pengasuhan yang baik, Ayah dan Ibu harus mengasuh anak-anaknya dengan tanggung jawab, lahir batin, dunia dan akhirat.
"Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas SDM masa depan. Anak itu amanah yang diberikan kepada kita. Semua anak itu bersih tergantung kita orang tuanya. Termasuk anak bisa stunting atau tidak stunting itu peran orang tuanya, jadi jangan dianggap itu takdir," ujarnya.
Keempat, terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, makanan pendamping ASI selama enam bulan serta konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, calon pengantin dan Ibu hamil.
Kelima, terkait mencegah perkawinan anak dan yang terakhir Wapres berpesan kepada penyuluh agama, Da’i dan Da’iyah untuk menyampaikan dakwahnya dengan ucapan yang santun berdasarkan pendekatan-pendekatan agama yang mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved