Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Dukung Penanganan Stunting, ARN Luncurkan Suplemen Herbal

Dero Iqbal Mahendra
31/5/2022 16:07
Dukung Penanganan Stunting, ARN Luncurkan Suplemen Herbal
Ilustrasi stunting.(ANTARA)

PERSOALAN stunting utamanya terjadi karena kurangnya asupan gizi bagi bayi dan salah satu upaya pencegahannya adalah dengan meningkatkan asupan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk bayi 0-6 bulan.

Di Indonesia sendiri saat ini kasus stunting masih berupaya ditekan oleh pemerintah setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kasus stunting mencapai 24,4% atau 5,33 juta balita di tahun 2021.

Baca juga: Kemendikbudristek Luncurkan Program Peningkatan Dosen Vokasi

Untuk membantu pemerintah dalam upaya pencegahan stunting, PT Akar Rimba Nusantara (ARN) meluncurkan Fitbumin Vilaktin. Produk ini merupakan suplemen herbal atau jamu yang mampu meningkatkan kualitas ASI bagi ibu yang menyusui yang merupakan hasil penelitian kerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (FF USU).

“Pemberian ASI ekslusif sangat penting untuk menekan angka stunting di Indonesia. Balita yang tidak diberikan ASI ekslusif memiliki resiko stunting 4,8 kali. ASI cairan hidup yang mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim, hormone, dan protein yang penting bagi pertumbuhan fisik bayi. Antibody dalam ASI mampu meningkatakan daya tahan tubuh, dan ini sangat baik untuk mencegah stunting,” ungkap Direktur PT ARN Sutristo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/5).

PT ARN fokus pada pengembangan riset dan inovasi produk farmasi terkait albumin ikan gabus. ARN juga mengembangkan seri varian produk suplemen berbahan dasar ikan gabus yang bukan hanya berfokus pada anak, tapi juga pada ibu hamil dan menyusui. Fitbumin vilaktin merupakan varian suplemen teregistrasi sebagai jamu yang dikhususkan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu menyusui. 

“Kolaborasi penelitian Fitbumin vilaktin dengan Fakultas Farmasi USU menjadi sangat krusial untuk penanganan masalah stunting holistic. Data Kemenkes menyebutkan, persentase pemberian ASI ekslusif bayi usia 0-5 bulan sebesar 71,58% pada 2021. Namun sebagian propinsi masih memiliki persentase pemberian ASI ekslusif di bawah rata rata nasional,” terang Sutristo.

Sutristo menjelaskan Fitbumin Vilaktin mengandung kombinasi ekstra ikan gabus, ekstrak daun katuk, ekstrak bayam, dan ekstrak rumput laut. Fitbumin vilaktin telah teregistrasi BPOM sebagai jamu dan tersertifikasi halal dengan nutrisi lengkap ibu menyusui.

“Ikan gabus mengandung protein albumin yang cukup tinggi. Tubuh ibu menyusui menggunakan protein untuk memproduksi ASI dan menopang pertumbuhan sel sel baru di organ, otot, dan otak bayi. Daun katuk mengandung alkaloid dan sterol yang membantu dalam meningkatkan produksi ASI. Daun katuk berpengaruh terhadap kadar hormone prolactin dalam darah, Sedangkan bayam mengandung fitoestrogen yang memiliki efek positif terhadap kelancaran produksi asi, serta kandungan asam folat dan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan janin dan bayi,” jelas Sutristo 

Mendukung Pengembangan OHT dan OMAI

Diluncurkan Fitbumin Vilaktin merupakan upaya pengembangan produk jamu sebagai suplemen Herbal Terstandar (OHT) yang mendukung pengembangan Obat Modren Asli Indonesia (OMAI), yakni obat bahan alami dan asli indonesia dan telah terbukti secara ilmiah keamanan dan khasiatnya. “OMAI terdiri dari Fitofarmakadan OHT yang merupakan sediaan obat bahan alam yang telah distandarisasi bahan bakunya sehingga telah memenuhi persyaratan yang berlaku serta klaim dibuktikan secara praklinik,” jelas Sutristo.

Ditambahkan Sutristo, urgensi pengembangan Fitbumin Vilatin sebagai jamu menjadi OHT adalah menurunkan ketergantungan terhadap bahan baku obat import karena penggunaan bahan alam asli Indonesia dan berkembangnya produksi obat tradisional secara terstandar dengan mutu dan keamanan terjamin. Selain itu, meningkatkan penerimaan OMAI dalam implementasinya dalam resep dokter sehingga meningkatkan penggunaan obat tradisional dan mendukung upaya pemerintah sesuai instruksi Presiden (Inpres) No. 6 tahun 2016 dan Rencana Strategis Kementerian kesehatan 2020-2024. 

“Pengembangan dan penciptaan produk produk herbal berkualitas dan terstandar dalam negeri merupakan upaya dalam mewujudkan ketahanan di bidang farmasi sehingga inovasi dan dukungan sumber data dalam pengembangan OHT dan fitofarmaka sangat diharapkan. Tentunya juga meningkatkan volume perdagangan dalam negeri maupun ekspor yang mendukung pengembangan ekonomi daerah dan nasional,” pungkas Sutristo. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya