Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Allah tidak Memaksa Manusia Beriman kepada-Nya

*/H-3
05/6/2016 07:05
Allah tidak Memaksa Manusia Beriman kepada-Nya
(Quraish Shihab -- Grafis/Tiyok)

TAFSIR Al-Mishbah kali ini akan membahas surat ke-26 dalam Alquran, Asy-Syu’ara ayat 1-4. Nama surat Asy-Syu’ara berasal dari kata syair.

Ayat pertama dari surat ini terdiri atas rangkaian tiga huruf Arab, yakni, thaa, siin, dan miim. Dalam Alquran, memang terdapat surat-surat yang diawali dengan huruf-huruf alfabet bahasa Arab.

Di kalangan ulama, ada perdebatan apa sesungguhnya makna dari huruf-huruf tersebut. Pasalnya, jika ditelusuri dengan kamus-kamus kosakata Arab, tidak ditemukan makna dari rangkaian huruf itu. Sebagian ulama mengatakan hanya Allah yang mengetahui maknanya.

Pada ayat kedua Allah berfirman, “Inilah ayat-ayat Alquran yang menerangkan.” Terkadang, Alquran disebut dengan kata ‘ini alkitab’ atau ‘itu alkitab’. Sebutan itu bermakna bahwa petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam Alquran sesuai dengan jati diri manusia, tidak bertentangan dengan hakikat kemanusiaan.

Selanjutnya, ayat ketiga berbunyi, “Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman.”

Ayat tersebut menunjukkan Nabi Muhammad SAW yang sangat sayang dan cinta kepada umat manusia sangat ingin agar umat mengikuti ajaran yang dapat membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, tidak sedikit orang yang menentang.

Rasulullah berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan ajaran Allah. Namun, di lain sisi, Allah menegaskan bahwa seseorang akan beriman atas kemauannya sendiri. Allah menegaskan bahwa tugas Rasulullah ialah menyampaikan ajaran-Nya, tidak perlu memaksakan diri hingga melampaui kemampuan.

Pada ayat keempat, Allah berfirman, “Jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepada-Nya.

Jadi, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja silih berganti menurunkan bukti-bukti yang sangat jelas bahwa ajaran Nabi Muhammad memang benar. Namun, Allah enggan melakukan itu karena akan terkesan memaksa manusia untuk beriman. Sementara itu, Islam menginginkan orang percaya kepada ajaran Allah berdasarkan pemikiran yang logis dan hati yang bersih, bukan berdasar paksaan. (*/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik