Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DALAM dua dekade terakhir, pendidikan berbasis keluarga atau yang dikenal dengan sebutan homeschooling mulai diminati. Tidak sedikit orang tua yang tertarik untuk mendidik anaknya di rumah dengan metode pembelajaran nonformal.
Shanty Syahril, misalnya, ibu satu anak ini memutuskan untuk mengikuti keinginan sang anak tidak lagi melanjutkan pendidikan di sekolah. Baginya, homeschooling adalah salah satu pendidikan alternatif terutama bagi anak yang cenderung eksploratif.
"Setiap keluarga berhak menentukan, tapi kami melihatnya belajar itu bisa di mana saja," ujar dia ditemui di sela acara Bicang Seru Homeschooling di Gedung Utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sabtu (21/5).
Menurut Pengelola Taman Baca Garasi di Jakarta Timur itu, mendidik dengan cara yang memang disukai anak akan jauh lebih efektif ketimbang mereka menghabiskan waktu di sekolah dengan perasaan tidak senang.
Imbasnya, ungkap Shanty, tidak hanya dari sisi akademik melainkan pada aspek perkembangan psikologi dan tumbuh kembang anak. Terlebih, dewasa ini marak kasus kekerasan terhadap anak yang banyak terjadi di lingkungan sekolah.
"Sebenarnya beragam alasan orang tua memilih pendidikan berbasis keluarga. Selain informasi yang semakin luas juga karena kondisi persekolahan dianggap tidak kondusif," sambung Aar Sumardiono, Pendiri Rumah Inspirasi.
Lebih lanjut, jelasnya, ada tiga model home schooling yang umum diterapkan. Pertama, berbasis akademis atau hampir mirip seperti sekolah yang nantinya berorientasi untuk mengikuti ujian Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA).
Kedua, model profesional dengan lebih mengutamakan keahlian tertentu seperti fotografi, desain, atau jenis pekerjaan lain khususnya di bidang teknologi, bisnis dan pemasaran yang notabene tidak selalu melihat ijazah.
"Yang terakhir, anak diarahkan ke bisnis untuk menjadi seorang wirausaha. Meski berbeda tapi ketiganya sangat memungkinkan jika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi," pungkas dia. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved