SAAT gelombang covid-19 varian delta menghantam Indonesia dan turut berimbas pada banyaknya angka kasus dan kematian, banyak anak kehilangan orangtua mereka.
Oleh sebab itu, gerakan Kawal Masa Depan berupaya untuk menyediakan layanan bantuan pendidikan bagi mereka yang kehilangan orangtua akibat covid-19. Sejak September 2021 hingga Januari 2022, sudah ada sekitar 788 anak penerima santunan pendidikan dan biaya sehari-hari di beberapa wilayah di Indonesia.
Namun, salah satu fokus Kawal Masa Depan, yang pada awal tahun ini juga bertransformasi menjadi yayasan, tengah berupaya untuk merancang formula yang turut bisa membentuk masa depan dari beberapa anak yatim piatu yang mendapat beasiswa.
“Mimpi besar kami, pada 2023 konsep yang kami rencanakan adalah investasi di talentanya. Jadi, mengerucut lagi, dari sebagian adik yatim piatu, mereka yang punya potensi dan bakat kami bisa berikan jalur spesifik,” kata salah satu inisiator Kawal Masa Depan Ainun Najib dalam konferensi video bersama Media Indonesia, Selasa (11/1).
Ainun mencontohkan, misal ada yang berminat di web programming, mereka akan berinvestasi di situ, membantu untuk bootcamp, kursus, training, dan membantu mencarikan magang atau pekerjaan bagi si penerima beasiswa. Atau, ketika ada yang punya bakat menulis, juga berlaku sama. Kawal Masa Depan berupaya mencarikan beberapa wadah untuk mengembangkan bakat tersebut.
Lebih lanjut, Ainun menerangkan konsep yang digunakan bukan lagi donasi, melainkan semacam income share agreement. Jadi, nantinya kalau si penerima beasiswa sudah dapat kerja, sekian persen dari gajinya akan dikembalikan ke Kawal Masa Depan dengan batasan maksimal tertentu.
“Jadi, konsepnya bukan loan. Kalau loan, kan, mampu enggak mampu harus bayar kemudian itu yang jadi mencekik. Jadi, bagaimana caranya membantu adik usia kuliah atau yang sudah lulus SMA ke depannya. Ini masih jadi misi jangka panjang kami untuk bisa dampingi hingga mandiri. Setidaknya harus berjalan sampai 10 tahun mendatang.” (Jek/M-4)
Biodata
Kawal Masa Depan
Memberikan santunan pendidikan dan biaya sehari-hari bagi anak yatim piatu korban pandemi. Itu termasuk memberikan kesempatan beasiswa bagi beberapa anak untuk jaminan pendidikan hingga setidaknya lulus SMA.