Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DI dunia kerja ada yang disebut sebagai hard skill dan soft skill. Tahukah Anda apa perbedaan antara keduanya?
Hard skill merupakan keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan dari segi kemampuan spesifik. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja.
Dengan memiliki hard skill yang sesuai permintaan perusahaan, Anda bisa mengerjakan tugas di kantor dengan baik.
Baca juga: FLES 2021 Dorong Semangat Kewirausahaan Pelajar SMA
Untuk mendapat keahlian utama bisa ditempuh melalui pendidikan formal dan berbagai program pelatihan, misalnya, universitas, kursus singkat, program sertifikasi, termasuk pelatihan dari kantor itu sendiri.
Hard skill mencakup pengetahuan dan keahlian spesifik yang dibutuhkan seseorang agar bisa sukses dalam pekerjaan.
Hard skill bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Pada saat proses perekrutan dan wawancara kerja, perusahaan akan membandingkan hard skill satu kendidat dengan calon pegawai lainnya.
Di beberapa industri, bahkan perusahaan melakukan tes hard skil untuk megetahui apakah pelamar kerja benar-benar punya keahlian seperti yang ditulis di resume.
Soft skill adalah atribut dan ciri kepribadian seseorang yang memengaruhi hubungan interpersonal di tempat kerja.
Di dunia kerja, soft skill sama pentingnya dengan hard skill. Kendati demikian, perusahaan kerap tidak selalu mencantumkan soft skill di iklan lowongan kerja, kecuali untuk pekerjaan tertentu.
Misalnya, untuk pekerjaan terkait hubungan masyarakat, perusahaan akan menuliskan syaratnya mencakup bisa berkomunikasi dengan baik.
Untuk mencari tahu lebih jauh tentang soft skill yang dibutukan perusahaan, calon pegawai bisa melakukan penelitian sederhana misalnya dengan menyelami situs web perusahaan atau bertanya dengan pegawai yang sudah bekerja.
Karyawan bisa mempelajari hard skill dari mentor di kantor. Kemudian, manajemen bisa mengukur perkembangan keterampilannya berdasarkan hasil pekerjaan.
Adapun soft skill tidak bisa dipelajari dengan hafalan tapi kemampuan ini lebih kompleks serta melibatkan kecerdasan emosional dan empati.
• Mengikuti kursus
Dengan mengikuti kursus, kamu bisa mengasah soft skill dan hard skill. Kursus pengembangan kepemimpinan dan manajemen dapat mengajarkan banyak soft skill, seperti komunikasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, hingga berbicara di depan umum.
Program pelatihan dan pengembangan diri juga cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran diri dan meningkatkan kemampuan komunikasi. Sedangkan kursus komputer dan akunting bisa meningkatkan hard skill yang kamu miliki.
• Fokus menciptakan kebiasaan yang benar
Ada perbedaan mendasar antara belajar dan mempraktikkannya secara langsung. Cobalah ciptakan kebiasaan baru dengan menanamkan skill yang ingin kamu tingkatkan ke dalam keseharian.
Misalnya jika kamu ingin meningkatkan skill active listening, cobalah menerapkannya misalnya dengan datang ke meeting tanpa membawa smartphone agar kamu bisa benar-benar fokus selama meeting.
• Menemukan mentor
Salah satu cara pengembangan soft skill dan hard skill berikutnya adalah dengan menemukan mentor. Hal ini karena mentor dapat memberikan bimbingan jangka pendek maupun jangka panjang. Seseorang yang sudah lebih berpengalaman juga dapat memberikan inspirasi dan perspektif baru.
Seorang mentor bisa menilai dengan objektif dan jujur tentang soft skill dan hard skill yang kamu miliki dan bagaimana cara mengasahnya. Mereka bisa menilai apa saja kekuatan dan kelemahan serta memberikan saran langkah apa saja yang dapat dilakukan.
• Bekerja dengan kreatif dan berlatih
Melakukan segala sesuatu dengan kreatifitas dan terus berlatih sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain akan merangsang keterampilan soft skill dan hard skill-mu. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved