Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menghapus Stigma Sampai Puncak Gunung

MI
09/7/2021 06:25
Menghapus Stigma Sampai Puncak Gunung
Ketua Badan Pembina Lingkar Sosial Kertaning Tyas berada di sekretariat Lingkar Sosial (Linksos) Omah Difabel(MI/Bagus Suryo)

BANYAK difabel bisa mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan dan mengasah keterampilan. Seperti dilakukan sekelompok difabel
tergabung dalam Linksos mendirikan bumi perkemahan inklusi di Gunung Wedon, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dalam aktivitasnya, sekolah alam telah meluluskan 16 difabel pendaki gunung.

Ezra Juniawan, Koordinator Sekolah Alam Omah Difabel, rajin merawat alam, survei dan pemetaan jalur pendakian di Gunung Wedon sembari menanam pohon. Di gunung setinggi 660 mdpl itu menjadi pusat pelatihan fisik bagi para difabel.

“Saya dua kali mendaki Gunung Banyak di Kota Batu, lima kali mendaki Gunung Katu di Pakisaji, dan mendaki sampai kaki Gunung Arjuno. Kalau mendaki Gunung Wedon, setahun ini hampir 20 kali. Awal mula mendaki Gunung Wedon 25 Juli 2020 didam pingi Pak Ken. Kunci mendaki gunung itu keyakinan,” kata Ezra Juniawan, Senin (28/6).

Ezra bukan satu-satunya difabel pendaki gunung. Pasangan suamiistri, penyandang tunanetra, Kholilurrohman dan Elin Agustri Rahayu memiliki hobi sama. Keduanya sudah mendaki sampai puncak Gunung Kawi dan Gunung Butak. Kholilurrohman menjabat Tim Khusus Pendaki Omah Difabel mengatakan satu rombongan pendaki sebanyak 12 orang termasuk 2 pendamping. Mereka dari ragam disabilitas tuli, netra, fisik dan para pendamping dari posyandu disabilitas dan pemandu.

Kini para difabel sedang persiapan mendaki sampai puncak Gunung Arjuno. Karena itu, mereka melakukan latihan fi sik dan persiapan di Gunung Wedon.

Selama mendaki gunung, para difabel melakukan penghijauan, merawat sumber air, dan membersihkan sampah sembari belajar sejarah karena melintasi situs purbakala di jalur Arjuno. Mereka juga menyebar benih alpukat, asem, juwet, dan buah-buahan lainnya.

“Penghijauan agar berguna bagi alam,” kata Kholilurrohman yang bercita-cita suatu saat nanti mendaki sampai puncak Gunung Semeru.

Difabel mendaki gunung bukan kali ini saja. Sebelumnya, mereka sering mendaki gunung dalam misi menghapus stigma. “Mendaki gunung itu menghapus stigma, bahwa difabel bisa mendaki gunung sampai puncak dan melestarikan lingkungan.” 

Belasan difabel tunanetra, tunarungu, tunawicara dan tunadaksa menggeluti pecinta alam dan mereka sudah mendaki Gunung Arjuno,
Gunung Butak, Gunung Kawi, dan Gunung Wedon. Mereka mendaki sampai puncak gunung-gunung di kawasan Malang dan sekitarnya itu.
Hal itu terlihat dari kiprah nyata mereka, yaitu melakukan misi Arjuno Inklusi 2021 dan Difabel Pecinta Alam (Difpala).

Selama pandemi, mereka terus berkarya. Tim konveksi menjahit masker, yang lainnya aktif di posyandu disabilitas. Berbagai kepelatihan mulai fisio terapi, games konseling sampai membatik rutin digelar. Di kegiatan sosial berkiprah melalui difabel membagikan sembako dan kepelatihan tanggap bencana. Misi menghapus stigma pun terus berlanjut sampai puncak gunung. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya