Seperlima OTG Alami Long Covid

HAMPIR seperlima dari pasien covid-19 tanpa gejala (OTG) mengalami kondisi yang disebut long covid, sebulan setelah diagnosa mereka. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan, Selasa (15/6).

Analisa oleh organisasi nirlana FAIR Health terhadap klaim asuransi dari 1,96 juta warga Amerika Serikat (AS), populasi terbesar pasien dalam penelitian tentang covid-19, mulai dari Februari 2020 hingga Februari 2021.

"Bahkan saat pandemi covid-19 telah mereda, long covid tetap menjadi masalah kesehatan yang mempengaruhi banyak warga AS," ujar Presiden FAIR Health Robin Gelburd.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meroket, Menag Batasi Kegiatan di Rumah Ibadah

"Hasil dari penelitian kami memberikan kejelasan mengenai masalah yang dihadapi individu yang mengalami long covid dan bisa dijadikan pertimbangan oleh pembuat kebijakan, penyedia asuransi, dan peneliti," lanjutnya.

Long covid adalah istilah yang digunakan saat gejala covid-19 tetap ada selama lebih dari 4 pekan sejak pasien didiagnosa.

Penelitian itu menemukan, tanpa mengenal batas usia, gejala yang paling banyak dialami adalah rasa sakit, kesulitan bernafas, kolesterol tinggi, rasa tidak nyaman dan letih, serta tekanan darah tinggi.

Peluang meninggal dalam tempo 30 hari atau lebih setelah didiagnosa covid-19 46 kali lebih tinggi bagi mereka yang sempat dirawat di rumah sekit ketimbang mereka yang hanya melakukan isolasi mandiri.

Secara keseluruhan, 0,5% pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan diizinkan pulang meninggal dunia dalam tempo 30 hari atau lebih sejak diagnosa awal.

Sebanyak 19% OTG mengalami gejala long covid selama 30 hari sejak didiagnosa awal. Angka itu naik menjadi 27.5% bagi mereka yang mengalami gejala namun tidak dirawat di rumah sakit dan menjadi 50% bagi mereka yang dirawat di rumah sakit.

Gejala yang dialami berbeda berdasarkan kelompok umur, misalnya di kelompok anak-anak sakit perut menggantikan kolesterol tinggi sebagai gejala paling banyak dialami.

Mayoritas long covid dialami oleh perempuan ketimbang laki-laki, namun sejumlah gejala, seperti pembengkakan jantung lebih banyak dialami laki-laki ketimbang perempuan. (AFP/OL-1)