Mengakrabi Tantangan Sedari Muda

Tesa Oktiana Surbakti
18/4/2016 06:25
Mengakrabi Tantangan Sedari Muda
(MI/PANCA SYURKANI)

'KEBERUNTUNGAN hanya memegang porsi 1%, sisanya yang 99% datang dari kerja keras'.

Rumusan kesuksesan yang digaungkan ilmuwan terkemuka Albert Einstein itu betul-betul menginspirasi Alexander Rusli sejak ia berusia muda hingga menapaki jenjang kariernya yang sukses.

Kini ia menjabat Direktur Utama & Chief Excecutive Officer (CEO) PT Indosat Ooredoo.

Di benak pria berusia 45 tahun itu, etos kerja ialah hal yang mesti dipegang teguh. Selama menjalani masa pendidikan dari jenjang strata 1 hingga strata 3 di Curtin University, Western Australia, Alex tak pernah menyia-nyiakan waktu luang berlalu begitu saja.

"Setiap masa liburan tiba, saya selalu kerja, magang di mana-mana. Saya yakin semakin banyak pengalaman, semakin terlihat sejauh mana kemampuan diri sendiri. Sudut pandang juga tambah luas," kisah Alex mengawali perbincangannya dengan Media Indonesia, Rabu (13/4).

Baginya, akan menjadi sebuah kesalahan fatal dalam hidup apabila masa muda tidak dimanfaatkan untuk mencoba berbagai hal.

Risiko dan kegagalan disebutnya sebagai kawan akrab di kala muda.

"Masa muda itu waktunya try things earlier, take risks earlier and take mistakes earlier. Jangan takut bikin salah sewaktu muda. Karena begitu sudah menikah, tanggunganmu semakin besar. Keputusan apa pun yang diambil akan berpengaruh besar terhadap keluarga," cetus Alex.

Dengan prinsip itu pula, ia menjadi tak terlalu gagap ketika harus berpindah 'haluan' dalam penitian kariernya.

Sebelum ditahbiskan menjadi pemimpin perusahaan telekomunikasi multinasional pada 2012, pria berdarah campuran Palembang dan Padang itu sempat berkarier sebagai birokrat profesional selama 9 tahun.

Pada 2000-2007, Alex menjabat sebagai konsultan ahli untuk menteri komunikasi dan teknologi informatika.

Tiga tahun kemudian (2007-2009), ia beralih menjadi konsultan ahli menteri BUMN.

Sesudahnya pria berkacamata itu pernah pula mencicipi dunia investasi dan pengelolaan keuangan, yakni menjadi managing director di Northstar Pasific.

Tidak dapat dimungkiri ada perbedaan kultural dari setiap perjalanan karier yang ditempuhnya.

Apalagi dari kultur birokrat yang lebih rigid dan terstruktur ke profesional swasta yang lebih dinamis.

"Orientasi dan tingkat urgensinya juga beda. Di pemerintahan mungkin kurang kenal insentive based. Kecepatan mengerjakan sesuatu jarang ada reward, cukup sebatas di-recognize," tutur pria yang pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia itu.

Kendati demikian, pengalaman di zona pemerintahan memberi benefit bagi Alex dalam memahami struktur regulasi hingga memperluas koneksi yang turut mengantarkannya menjadi Komisaris Independen Indosat di 2010.

Kemampuan beradaptasi disebutnya juga merupakan berkah dari kondisi keluarganya yang biasa berpindah-pindah.

Ia memang sempat menentang kondisi tersebut, terutama saat ia kecil, karena tidak mudah untuk beradaptasi di lingkungan dan sekolah baru.

Namun, pada akhirnya Alex merasa pengalaman itu justru membentuk pribadinya menjadi lebih dinamis sehingga tak canggung setiap menjejakkan kaki di lingkungan pekerjaan baru.

Kini setelah hampir 5 tahun menjadi pemimpin Indosat, Alex mengaku malah kian waspada.

Ketakutannya ialah semakin nyaman suatu lingkungan kerja, kehadiran tantangan semakin tipis.

Padahal, tantangan memegang peranan penting untuk memacu seseorang bergerak maju.

"Ketika tidak ada lagi tantangan, kemungkinan muncul kesalahan fatal lebih besar. Makanya kalau saya sudah lama di Indosat gini, harus lebih careful," ucap anak pertama dari tiga bersaudara itu serius.

Hidup seimbang

Dapat menjalani kehidupan yang seimbang di tengah mengguritanya jadwal aktivitas, mungkin dianggap sebagian orang sebagai fatamorgana.

Namun, Alex menilai ada banyak cara untuk menjaga keseimbangan hidup, utamanya relasi dengan keluarga kecilnya.

Dia memiliki seorang putri kecil bernama Zara.

Jadwal aktivitas yang padat kerap membuatnya tiba di rumah larut malam.

Maka, sebelum sang anak tidur, dia selalu menyempatkan berkomunikasi melalui telepon.

"Saya telepon dia cuman untuk ganggu-gangguin. Paling enggak sebelum dia tidur, kami sudah berbicara," ujarnya.

Dari perspektif berbeda, Alex menganggap kesibukan juga menjadi kunci keharmonisan hubungan dengan istri.

Ia bersyukur memiliki istri yang juga wanita karier.

Sembari tertawa dia mengaku tak bisa membayangkan jika sang istri hanya menjadi ibu rumah tangga dengan suami supersibuk.

"Mungkin bagi orang lain, kondisi kami enggak balance. Tapi in another perspective, kalau istri saya enggak kerja, dia pasti stresnya bukan main. Hormon meningkat, ujung-ujungnya ngerecokin saya," katanya.

Saat memiliki waktu luang, Alex paling gemar terjun ke dapur. Baginya memasak merupakan kepuasan pribadi.

"Memasak apa saja. Beberapa bulan lalu saya obsessed sama bakpao, lalu mi. Sekarang lagi mencoba baking chocolate cookies," serunya.

Soal masak-memasak ini, sang putri tampaknya juga mulai mengikuti jejaknya.

Alex dan putrinya yang baru berusia 3,5 tahun itu kerap menghabiskan waktu berdua di dapur.

"Lucu sekali, waktu itu saya pernah memasak di sekolah anak saya. Sesampai di rumah, dia marah sama saya. Ternyata dia jealous. Dia maunya kegiatan memasak hanya dilakukan berdua, tidak mau dengan orang lain," cerita Alex.

Alex juga pecinta empek-empek. Bahkan semasa kuliah, Alex punya lemari pendingin khusus untuk menyimpan kuliner khas Palembang tersebut.

"Sampai sekarang di rumah selalu sedia empek-empek beku, apalagi di rumah orangtua saya," tukas pria yang rutin puasa Senin dan Kamis itu.

Baginya, berpuasa bukan lagi bagian ritual keagamaan, melainkan sudah menjadi circle dari metabolisme tubuhnya.

"Selain berpuasa, saya rajin treadmill dan latihan silat atau martial art. Konsumsi air putih dan vitamin cukup. Itu ampuh untuk menjaga stamina tubuh," jelas Alex.

Kesadaran ber-4G

Kembali ke kesibukannya, Alex menyebut Indosat Ooredoo kini terus memaksimalkan perluasan jaringan 4G. Tantangannya saat ini bukan lagi optimalisasi kecepatan jaringan, melainkan bagaimana konsumen mau bermigrasi.

"Masalahnya bukan coverage, tapi memindahkan orang-orang ke pasar 4G. Bagi Indosat nge-roll jaringan 4G seluas-luasnya di Indonesia only takes two weeks or one month. Cuma kalau orang merasa enggak problem dengan jaringan 3G dan cukup SMS atau telepon, mereka enggak peduli."

Padahal, menurut Alex, banyak benefit yang dapat dipetik konsumen dari peralihan jaringan ke 4G.

Utamanya ialah latensi atau tingkat reaksi jaringan ketika mengunduh atau berselancar internet jauh lebih cepat.

Di sisi lain, dengan dimulainya komersialisasi layanan 4G-Long Term Evolution (LTE) di frekuensi 1.800 MHz, pihaknya berharap berdampak meningkatkan average revenue per user (ARPU).

"Dulu ARPU kita lebih tinggi. Padahal, kegunaannya sebatas SMS dan telepon. Sekarang ARPU kita lebih rendah dari India. Itu karena cost structure kita lebih tinggi. Makanya sekarang Indosat gencar masuk ke bisnis baru di era digital."

Invasi ke bisnis digital yang dimaksudkan Alex menyasar pada sektor services. Kini ia berharap upaya perluasan jaringan yang dilakukan operator diiringi dengan dukungan pemerintah.

Misalnya, dalam penyediaan satelit dan yang teranyar dukungan regulator terhadap google loon.

"Meski kita bangun jaringan, tapi kalau tidak terjangkau satelit, tentu performanya enggak akan bagus," tukas dia.

Dengan masifnya perkembangan teknologi, Alex yang juga pernah duduk di kursi regulator, meminta para pemangku kepentingan lebih responsif dalam membuat regulasi.

"Filosofi regulasi ketinggalan itu harus berubah. Pemerintah saya kira sudah resposif, cuma harus lebih antisipatif lagi melihat perkembangan teknologi," pungkas dia. (E-1)

BIODATA

Alexander Rusli
Istri: Meliza Musa Rusli
Anak: Zahra Aqila Rusli
Pendidikan:
S-1 hingga S-3 di Curtin University, Western Australia.
Berhasil peroleh gelar doctor of philosophy di bidang informasi.
Karier:
-Konsultan Ahli Menteri Komunikasi danTeknologi Informatika (2000 - 2007)
-Konsultan Ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara (2007 - 2009)
-Managing Director Northstar Pasific (2010 - 2012)
-Direktur Utama dan Chief Excecutive Officer (CEO) Indosat (2012 - sampai sekarang)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya