Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Cendekiawan Daniel Dhakidae Meninggal Dunia

Thomas Harming Suwarta
06/4/2021 09:17
Cendekiawan Daniel Dhakidae Meninggal Dunia
Daniel Dhakidae(ANTARA/Ujang Zaelani)

CENDEKIAWAN Indonesia Daniel Dhakidae meninggal dunia, pagi ini, Selasa (6/4), pukul 07.24 WIB. Almarhum dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung.

Salah seorang sahabat Daniel, Helena Jenny Rewos, mengabarkan berita duka tersebut melalui akun Facebook pribadinya. "#BERITA_DUKA. Telah berpulang dengan damai anggota YEF *DR. DANIEL DHAKIDAE* pagi ini di RS MMC Kuningan Jakarta pada PKL. 7.24 WIB. Setelah mengalami serangan jantung Pukul 03.00 subuh di rumah dan dilarikan ke RS. Sudah dilakukan upaya maksimal namun Tuhan berkehendak lain. Jenazah disemayamkan di rumah duka RS Gatot Subroto Jakarta. Demikian info dari: Pak Laus, adik kandung pak Daniel," tulis Jenny.

Daniel dikenal sebagai intelektual organik yang banyak menyumbangkan pemikiran dalam bidang sosial, politik dan budaya.

Baca juga: Dorong Minat Baca, Perpusnas Jalin Banyak Kolaborasi Literasi

Daniel meraih gelar PhD (1991) di bidang pemerintahan dari Department of Government, Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat, dengan disertasi bertajuk “The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry.”

Disertasi tersebut mendapat penghargaan the Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University, karena telah memberikan sumbangan luar biasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Sebelumnya, Daniel meraih gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara dari Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (1975) dan Master of Arts bidang Ilmu Politik dari Cornell University (1987).

Daniel juga pernah menjadi Kepala Penelitian Pengembangan (Litbang) Kompas sejak 1994 sampai 2006, juga berkiprah sebagai redaktur majalah Prisma (1976); Ketua Dewan Redaksi Prisma (1979-1984); dan Wakil Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan, Ekonomi dan Sosial (LP3ES, 1982-1984).

Pria kelahiran Toto-Wolowae, Ngada, Flores, 22 Agustus 1945 itu juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Yayasan Tifa dan pernah duduk di Dewan Pengarah yayasan itu untuk kemudian menghidupkan kembali jurnal pemikiran sosial ekonomi Prisma dan duduk sebagai Pemimpin Redaksi (sejak 2009) merangkap Pemimpin Umum (sejak 2011).

Banyak buku pernah ditulisnya antara lain Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) dan bersama Vedi Renandi Hadiz menyunting buku bertajuk Social Science and Power in Indonesia (2005). (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya