Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEGIATAN padat karya penanaman mangrove atau dikenal dengan PKM merupakan bentuk dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kegiatan PKM yang dimulai sejak September lalu ini digencarkan ke 34 provinsi.
Seperti yang dilakukan di salah satu lokasi penanaman mangrove adalah di Pantai Pulau Cemara Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah, akhir Oktober. Di lokasi tersebut ditanam 1.000 bibit pohon mangrove di atas lahan seluas 140 hektare.
Penanaman bibit pohon tersebut secara simbolis dilakukan oleh tiga menteri yakni, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Hadir pula, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dan Bupati Brebes Idza Priyanti.
Kegiatan pada wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun ini melibatkan enam kelompok masyarakat (pokmas) dengan jumlah 25.382 hari orang kerja (HOK).
Pada kesempatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan penanaman mangrove tahun ini akan dilaksanakan 863 pokmas binaan KLHK (pokmas perhutanan sosial, kemitraan kawasan konservasi, kelompok tani hutan) dan pokmas lainnya yang tergantung pada ekosistem mangrove.
Dana padat karya penanaman mangrove nantinya didistribusikan langsung ke rekening setiap anggota pokmas sebagai bentuk upah kerja dan pembelian bahan seperti untuk penyediaan bibit, bambu untuk ajir, dan pelindung
tanaman.
“PKM seluas 15.000 ha tahun ini ialah kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat pesisir di 34 provinsi. Kegiatan PKM ini akan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja atau bila dihitung dengan jumlah HOK akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK,” ungkap Siti seperti yang dikutip pada laman resmi pdashl.menlhk.go.id.
Ia menyampaikan, Presiden Joko Widodo berpesan agar proses pembangunan harus diiringi dengan pemulihan lingkungan. Selain itu, dinamika di tengah-tengah rakyat harus dijaga agar terus bergeliat.
“Terkait hal tersebut, KLHK memiliki sejumlah program yaitu padat karya pangan nasional dan padat karya penanaman mangrove. Kami juga membina serta mendampingi masyarakat melalui diklat jarak jauh,” tutur Siti.
Pada kegiatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya juga secara simbolis menyerahkan sejumlah bantuan berupa dua unit truk sampah, tiga buah motor pengangkut sampah, Bank Pesona, bibit produktif, dan tabungan PEN PKM. Selama program PKM, Siti pun langsung turun ke beberapa lokasi.
Meninjau langsung
Selain berkunjung langsung ke Pantai Pulau Cemara Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah, Menteri juga melakukan kunjungan kerja ke Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pada kunjungan ini, ia melakukan penanaman mangrove bersama masyarakat setempat, dan meninjau langsung pelaksanaan PKPM di wilayah tersebut.
“Saya ke sini incognito, artinya inspeksi ke lapangan. Berdasarkan dari laporan kegiatan PKPM, saya ingin mengecek langsung pelaksanaan padat karya penanaman mangrove di sini,” ujar Siti.
Menurut dia, dari target awal rencana penanaman mangrove seluas 15.000 ha, tetapi setelah cek lapangan, ternyata bisa mencapai 16 ribu ha lebih. Kegiatan PKPM ini melibatkan lebih dari 35.000 orang, atau bila dihitung dengan jumlah HOK akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.
“Tadi saya sudah cek, di sini satu hari mereka bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan mendapatkan uang Rp80 ribu per hari, dan uangnya langsung ditransfer ke rekening setiap masyarakat,” lanjutnya.
Selain itu, ada juga kucuran dana untuk kelompok, yang digunakan untuk pembinaan, dan untuk kegiatan lain dalam kelompok, misalnya untuk pengadaan bibitnya. Di wilayah lokasi yang menjadi sasaran kunjungan kerja Menteri LHK, yaitu di Kabupaten Serang, terdapat dua kelompok yang terlibat dengan total luas lebih kurang 112,43 ha serta HOK sebanyak lebih kurang 8.547 HOK.
Selain mendorong pemulihan ekonomi dan ekosistem mangrove, tujuan lain dari kegiatan ini adalah untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekosistem mangrove. Upaya rehabilitasi ekosistem mangrove salah satunya dapat dilakukan dengan kegiatan penanaman mangrove.
Rehabilitasi mangrove ini diharapkan akan mengembalikan keberadaan vegetasi mangrove di daerah pesisir, yang berfungsi sebagai wilayah perlindungan pantai dari abrasi dan intrusi air laut serta ancaman bencana alam, pergeseran batas negara, dan dampak perubahan iklim.
“Dengan perakarannya yang kuat hingga ke dalam, mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon di udara sampai 3-4 kali lipat jika dibandingkan dengan hutan terestrial,” lanjut Siti.
Di samping itu, negara mempunyai kewajiban untuk mengurangi emisi karbon. Saat ini, usaha Indonesia dalam mengurangi emisi karbon tersebut, dapat dinilai dengan uang oleh dunia internasional.
“Jadi yang penting itu sekarang kita menanam mangrovenya dulu. Pemerintah tengah menyiapkan skema dan perhitungan yang tepat agar masyarakat mendapatkan nilai ekonomi karbon juga,” katanya.
Menteri Siti mengungkapkan, kegiatan PKPM mendapat respons yang bagus. Pemerintah merencanakan akan menanam sampai 600.000 ha.
“Sekarang baru 15.000 ha, semula tahun ini akan 63.000 ha. Kita dapat melihat faktanya di lapangan, memang program ini baik dan berguna bagi masyarakat,” ungkapnya.
Bantu perekonomian warga
Ketua KTH Segara Biru Fahruri mengatakan, masyarakat yang tergabung dalam kelompok sangat terbantu perekonomiannya. Dia mengungkapkan, masih banyak di wilayah tersebut perlu ditanami mangrove.
“Mudah-mudahan program seperti ini bisa dilanjutkan, karena selain meningkatkan ekonomi masyarakat, tambak pun menjadi asri,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Hudoyo, menjelaskan KLHK memperluas cakupan kegiatan Padat Karya (PK/cash for work) di 34 provinsi. Hal ini dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui kegiatan penanaman mangrove, senilai Rp406,1 miliar dengan wilayah tanam mencapai 15.000 ha.
“Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat pesisir,” tuturnya.
Seperti diberitakan, PKM ini merupakan kegiatan di luar kegiatan padat karya penanaman yang rutin dilaksanakan KLHK setiap tahun.
Kegiatan-kegiatan KLHK yang berbasiskan padat karya, di antaranya melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pembuatan bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air, serta pembuatan dan penanaman kebun bibit rakyat (KBR). Kegiatan-kegiatan rutin itu melibatkan masyarakat lebih dari 5,9 juta HOK setiap tahun. (Gan/S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved