Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Waspadai Kerontokan Rambut, Bisa Berujung Kebotakan

Suryani Wandari Putri Pertiwi
23/11/2020 15:07
Waspadai Kerontokan Rambut, Bisa Berujung Kebotakan
Ilustrasi atlet renang yang memiliki kepala botak.(AFP/Jonathan Nackstrand )

RAMBUT memiliki peran penting bagi kulit. Bukan hanya sebagai pelindung kepala dari berbagai hal, seperti benturan keras dan sengatan sinar matahari, namun juga penting secara fisiologis dan psikologis.

Akan tetapi, banyak orang yang mengalami kerontokan rambut hingga berakibat kebotakan. "Biasanya sangat menganggu kulitas hidup. Mereka akan merasa tidak percaya diri, bahkan menarik diri dari kehidupan sosial," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin RSUPN Cipto Mangunkusumo Lili Legiawati, Senin (23/11).

Sebenarnya, dalam kondisi normal rambut akan mengalami kerontokan 50-100 helai per hari. Hal ini mengacu pada fase yang dilalui rambut. "Organ satu ini unik karena melalui tiga fase, yakni pertumbuhan, rontok dan fase transisi di antara keduanya," imbuh Lili.

Baca juga: Studi: Pria Botak Lebih Berisiko Terjangkit Covid-19

Dia menekankan bahwa tidak semua kerontokan rambut berakhir pada kebotakan. Apabila jumlah rambut yang rontok tidak melebihi batas normal dan tidak berkepanjangan, tidak akan terjadi kebotakan.

Adapun kebotakan atau alopesia dibagi dalam tiga jenis. Rinciannya, alopsia universalis, yakni kebotakan yang mengenai rambut di seluruh tubuh. Kedua, alopesia totalis, yakni kebotakan pada seluruh rambut di kepala. Terakhir, alopesia areata ialah kebotakan lokal atau hanya terjadi pada satu tempat saja.

Baca juga: Antara Ginseng dan Kerontokan Rambut

Menurut Lili, ada berbagai faktor penyebab. Mulai dari faktor proses autoimun di mana badan tidak mengenali selnya sendiri. Kemudian, faktor genetik, hormon, hingga paparan bahan kimia. Ada pula faktor penyakit tertentu dan kekurangan asupan.

Untuk pengobatan, Lili menyebut ada beberapa pilihan. Pertama, kortikosteroid injeksi pada lokasi yang mengalami kebotakan. Ini merupakan terapi yang pertama dilakukan untuk alopesia terlokalisasi atau satu tempat saja.

Bila penderita kebotakan yang menjalani terapi ini memberikan respons yang positif, pertumbuhan rambut mulai tampak dalam 4- 6 minggu. Injeksi umumnya dilakukan setiap empat minggu.

Baca juga: Rambut Rusak, Bisa Jadi Kesehatan Anda Terganggu

Kedua, kortikosteroid topikal, yakni pengobatan dengan cara mengoleskannya dua kali dalam sehari. Umumnya, penderita alopesia menunjukkan respons yang bagus pada pengobatan ini. Terapi dilakukan minimal selama tiga bulan.

Ketiga, minoksidil untuk pasien alopesia areata yang ekstensif atau kerontokan 50-90%. Minoksidil diteteskan pada bercak yang mengalami kebotakan dua kali sehari. Pertumbuhan rambut awal muncul dalam 12 minggu. Namun, pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping, berupa iritasi dan rambut yang tumbuh berwarna kemerahan.

Terakhir, imunoterapi topikal, yakni pemberian obat pada kulit yang terkena alopesia. Tujuannya, menimbulkan reaksi mirip alergi dan memicu pertumbuhan rambut. Pertumbuhan rambut umumnya mulai tampak pada minggu ke 12-24.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya