Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Bangkit Pulihkan Negeri untuk Indonesia Maju

Mediaindonesia.com
26/10/2020 08:00
Bangkit Pulihkan Negeri untuk Indonesia Maju
(DOK MI)

DAMPAK pandemi covid-19 terhadap sektor pendidikan sangatlah masif. Penutupan sekolah maupun perguruan tinggi di Tanah Air memunculkan berbagai tantangan besar agar proses belajar-mengajar tetap terlaksana meskipun dari jarak jauh.

Untuk itu, transformasi yang tanggap dan berkelanjutan jadi salah satu fokus pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan sigap merilis kebijakan dan program.

Seperti kementerian lainnya, Kemendikbud melakukan realokasi anggaran 2020 sebesar Rp4,9 triliun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan kegiatan pendukung dan manajemen yang dinilai tidak relevan di masa darurat covid-19 merupakan sumber pemotongan terbesar.

Baca Juga: Relokasi Anggaran Kemendikbud untuk Covid-19

“Yaitu perjalanan dinas, rapat dan acara yang tidak dapat dilakukan di berbagai Ditjen dan badan-badan,” ujar Mendikbud beberapa waktu lalu.

Kemendikbud menyatakan prinsip kebijakan pendidikan dan kebudayaan di masa pandemi ini ialah kesehatan dan keselamatan. Karena itu, pihaknya menetapkan berbagai inisiatif untuk mendukung pembelajaran dari rumah.

Antara lain program Belajar dari Rumah (BDR) melalui stasiun televisi TVRI, penyediaan materi cetak pembelajaran, optimalisasi pemanfaatan aplikasi Rumah Belajar, pembelajaran daring untuk perguruan tinggi, hingga penyusunan modul belajar yang sederhana sesuai kurikulum dalam situasi darurat.

Selain itu, berbagai penyesuaian kebijakan pun dilakukan. Di antaranya ialah cicilan uang kuliah tunggal (UKT), penundaan UKT, penurunan UKT, beasiswa, relaksasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).

Baca Juga: Anggaran Kemendikbud Harus Tepat

Program bantuan lain yang juga dilakukan Kemendikbud adalah pemberian kuota data internet untuk seluruh guru, siswa, dosen, dan mahasiswa di semua tingkat pendidikan. Bantuan diberikan selama empat bulan, mulai September hingga Desember 2020.

“Hingga 22 Oktober, Kemendikbud menyalurkan bantuan kuota kepada 35,7 juta nomor telepon selular guru, siswa, mahasiswa, dan dosen. Kamis (22/10) lalu, sebanyak 7,2 juta paket kuota internet tahap I di bulan Oktober dikirimkan. Untuk bantuan kuota data tahap 2 dikirimkan pada 28-30 Oktober 2020,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Hasan Chabibie.

Program ini mendapatkan apresiasi dari para penerima bantuan. Bahkan pada 30 September 2020, kata kunci ‘Kemendikbud’ jadi trending topic di media sosial Twitter. Warganet yang menerima bantuan pun mencuitkan ucapan terima kasih disertai unggahan tangkapan layar kuota yang masuk.

“Alhamdulillah akhirnya dapat juga nih kuota Kemendikbud,” tulis akun @gilangmfg disertai unggahan tangkapan layar kuota yang telah masuk ke ponselnya.

Di sisi lain, upaya memajukan kebudayaan tetap dilakukan Kemendikbud dalam kondisi pandemi covid-19. Di antaranya ialah dengan menghadirkan pertunjukan daring yang melibatkan kelompok seni budaya, serta kelas belajar daring seni dan budaya.

Adapun untuk mewujudkan visi pemerintah dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, Kemendikbud memastikan keberlanjutan dan perluasan akses terhadap pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi. Kebijakan yang dilakukan antara lain Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).

Kemudian untuk program pendidikan kecakapan kerja (PKK) dan pendidikan kecakapan wirausaha (PKW), Kemendikbud menetapkan target lulusan yang terserap di dunia kerja di atas 50% setelah mengenyam pendidikan. Pembangunan dan revitalisasi SMK juga terus ditingkatkan. Hingga kini, sebanyak 272.788 jalinan kerja sama dibuat antara SMK dan industri.

Kemendikbud pun meluncurkan Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka untuk selalu berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan masa depan. Pada Kampus Merdeka, perguruan tinggi didorong membuka program studi baru dan akreditasi lebih fleksibel dan adaptif dengan kebutuhan dunia kerja.

“Kampus tak cukup jadi tempat mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan mengembangkan dirinya. Soft skill, hard skill, tidak mungkin hanya bisa diperoleh melalui pembelajaran dalam kampus. Self-directed learning jadi kebutuhan dan kompetensi esensial bagi setiap mahasiswa,” ujar Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam. (Ifa/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya