Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERGURUAN tinggi merupakan transisi antara dunia pendidikan dan dunia kerja dengan beragam sisi pembelajaran dan pengalaman sehingga kurikulum yang dikembangkan harus diubah dan dikonstruksi.
“Dengan filosofi tersebut, kurikulum tidak sekadar pengalaman mahasiswa seperti bertemu dosen, tetapi seluruh rangkaian kegiatan yang dialami mahasiswa, di dalam maupun di luar kampus yang menghasilkan learning outcome,” kata Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikti-Kemendikbud) Nizam pada konferensi pers secara virtual sekaligus peluncuran buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0, kemarin.
Dia berharap kalangan perguruan tinggi dapat menyusun kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman serta mampu melahirkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Karena itu, dosen mesti mampu mengubah mindset atau pola pikir tidak lagi semata menjadi sumber ilmu, tetapi juga menjadi fasilitator bagi mahasiswa. Dikatakan, inti dari Kampus Merdeka ialah membuka kampus tersebut menjadi semesta belajar, yakni sumber ilmu, sumber belajar, sumber pengetahuan, ataupun sumber kompetensi.
Nizam menambahkan, kurikulum harus benar-benar menyiapkan capaian pembelajaran. Hal itu merupakan alasan yang penting harus mengubah cara pandang kurikulum. “Saat ini, kita memasuki revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan hilangnya dan berubahnya kompetensi dan munculnya kompetensi baru,” jelas dia.
Untuk itu, lanjut dia, perguruan tinggi harus dapat menyusun kurikulum agar dapat melahirkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal itu, perlu kerja sama dengan dunia industri.
“Dosen harus mengubah pola pikirnya, yakni tidak lagi menjadi sumber ilmu, tetapi menjadi fasilitator bagi adik-adik mahasiswa,” tambah Nizam.
Pedoman
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan ( Belmawa) Kemendikbud, Aris Junaidi, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan buku pedoman untuk menyusun kurikulum program studi.
“Buku panduan ini merupakan edisi keempat yang telah disempurnakan berdasarkan kebijakan dan tantangan pada kebijakan terbaru mengenai program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka,” kata Aris.
Aris menjelaskan, dalam buku tersebut terdapat bimbingan pelaksanaan teknis ataupun sosialisasi penyesuaian kurikulum. Buku tersebut juga menyertakan landasan pemikiran penyusunan kurikulum hinggaketerkaitannya dengan standar nasional pendidikan tinggi.
“Termasuk juga tahapan panduan pelaksanaan pembelajaran, strategi implementasi kurikulum dalam program Kampus Merdeka, penjaminan mutu di dalam kurikulum itu sendiri dibahas sangat detail sekali,” jelasnya.
Aris berharap, pengguna buku dan aplikasi membuat dosen dan mahasiswa bisa berkolaborasi dan mencapai tujuan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Aplikasi juga sudah diuji coba dalam pelaksanaan kegiatan kampus mengajar perintis yang dilaksanakan 2.500 mahasiswa,” tutup Aris. (Medcom.id/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved