Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
DOKTER Gizi Fakultas Kedokteran UI, Fiastuti Witjaksono menyayangkan masih kurangnya kesadaran seseorang akan kebutuhan hidrasi/cairan.Padahal dalam sehari, manusia mengeluarkan air sampai 3.000 cc tiap hari.
"Dihitung saja, bila buang air seni akan berkurang sekitar 500-1.000 cc dalam sehari, kemudian ditambah buang air besar 200 cc, bahkan dengan bernapas dan berkeringat, atau berada di ruangan lembab sekalipun, tubuh tanpa disadari mengeluarkan cairan," ujarnya dalam Konferensi Pers The 1st Indonesian Hydration and Health Conference yang mengangkat tema From basic medical research to public policy, di Jakarta, kemarin (Rabu, 16/3).
Efek kekurangan cairan, lanjut Fiastuti, mengakibatkan terhambatnya aliran darah karena kekentalan darah hingga hipertensi. Maka, rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk mengonsumsi air minimal 8 gelas sehari wajib dipahami masyarakat.
Kadar kebutuhan cairan pada setiap orang pun berbeda. Rata-rata, diakui dokter Fiastuti, sekitar 2.500 cc per hari. Kebutuhan cairan ini juga tergantung pada aktivitas, usia, dan suhu seseorang berada. Beda dengan ibu hamil, mereka membutuhkan 300 cc lebih banyak daripada yang tidak hamil. "Rata-rata ibu hamil membutuhkan 2.800-3.000 cc konsumsi air per hari," ujar spesialis kandungan Budi Iman Santoso.
Lain hal pada penderita gagal ginjal. Asupan cairan yang mereka konsumsi bergantung kondisi ginjal mereka. Dokter ginjal FK UI Parlindungan Siregar mengatakan, justru pada pasien gagal ginjal stadium lanjut, asupan air dikurangi karena fungsi ginjal sudah menurun.
"Rumusnya, untuk pasien ginjal ialah jumlah air seni yang keluar ditambah 600 cc konsumsi air putih. Tidak bisa dipastikan berapa banyak kebutuhan air minum mereka. Semua tergantung kondisi kesehatan ginjal," tukas Parlindungan.(Try/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved