Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LIMA kandidat vaksin terkemuka yang saat ini dalam uji coba tahap akhir akan dapat dipasok hingga 5,9 miliar dosis. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk disuntikkan kepada sekitar 3 miliar orang.
Namun, 51% dari suntikan tersebut sudah diambil oleh negara-negara kaya, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Australia, Hong Kong dan Makau, serta Jepang, Swiss, dan Israel.
Sisanya 2,6 miliar telah dibeli atau dijanjikan kepada negara-negara berkembang termasuk India, Bangladesh, Tiongkok, Brasil, Indonesia, dan Meksiko.
Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian di saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji untuk memulai vaksinasi warga AS dalam beberapa minggu ke depan secara gratis.
“Kami semakin dekat dengan vaksin itu seperti yang Anda ketahui.... Kami dapat mulai sekitar Oktober atau segera setelahnya,” kata Trump, Rabu (16/9).
Pernyataan Trump itu bertentangan dengan keraguan pakar kesehatan terkemuka di pemerintahannya, yang mengatakan suntikan tidak mungkin tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.
Ketua Uni Eropa Ursula vonder Leyen memberi peringatan pada ‘nasionalisme vaksin’ yang katanya dapat membahayakan nyawa sebab membasmi kekebalan yang paling rentan di negara-negara miskin.
Akan tetapi, sebuah studi yang dirilis Oxfam menunjukkan sekelompok negara kaya yang mewakili hanya 13% dari populasi dunia telah mendapatkan bagian terbesar dari dosis vaksin.
“Akses ke vaksin penyelamat seharusnya tidak bergantung pada tempat Anda tinggal atau berapa banyak uang yang Anda miliki,” kata Robert Silverman dari Oxfam America.
Secara terpisah, Direktur Pelaksana perusahaan bioteknologi Italia, IRBM, yang berpusat di selatan Roma, Matteo Liguori, mengatakan negaranya mungkin akan mendapatkan suntikan pertama vaksin covid-19 buatan Inggris, AstraZeneca, pada akhir November 2020.
“Asalkan uji coba berlanjut seperti yang direncanakan dan vaksinnya sudah teruji,” imbuhnya.
Sementara itu, Turki juga memulai uji coba tahap terakhir atau fase III vaksin eksperimental virus korona buatan Tiongkok, Sinovac, Rabu (16/9).
“Pemberian pertama vaksin Sinovac dimulai kepada tiga petugas kesehatan di Universitas Hacettepe yang secara sukarela mengambil bagian dalam ujicoba,” kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca saat konferensi pers. (Hym/Ant/AFP/AA/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved