Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
PANDEMI covid-19 merupakan bencana nonalam yang telah memporakporandakan perekonomian. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan sehingga angka kemiskinan merosot kembali ke dua digit. Penerapan protokol Kesehatan pun masih sulit terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu terlihat di lingkungan sekitar kita dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker.
Pandemi ini memang mempengaruhi kehidupan seluruh masyarakat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penerapan gaya hidup baru bukan hal yang mudah dijalani, semua dituntut melakukan perubahan untuk melaksanakan protokol kesehatan dan tetap produktif.
Baca juga: Beragam Bentuk Gotong Royong Warga Hadapi Korona
Kendati tidak besar, penerapan gaya hidup baru telah menggeliatkan perekonomian. Selain itu untu memutus mata rantai penyebaran covid-10 pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Butuh dukungan dari semua elemen masyarakat agar Indonesia bisa melewati pandemi covid-19 dan bangkit lagi dari keterpurukan.
Menurut ekonom Indonesia Prof. Dr. Sri Adiningsih, dalam keterpurukan ini, ternyata pandemi membangkitkan semangat gotong royong yang telah menjadi DNA bangsa ini. "Peran masyarakat, dunia usaha, LSM, akademisi, semua pemangku kepentingan diperlukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat. Untuk itu kita perlu memperkuat semangat gotong royong untuk mengatasi pandemi, seperti semangat Gerakan Pakai Masker, Lindungi Kamu dan Aku," ujar Prof Sri webinar yang bertajuk 'Gotong Royong lewati krisis. Mengkapitalisasi Solidaritas Sosial di Tengah Pandemi' pada Senin (7/9).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum GPM Sigit Pramono menyebut saat ini ada perubahan sosial yang terjadi akibat pandemi, yaitu munculnya solidaritas sosial, pemanfaatan media digital yang meningkat, masyarakat lebih banyak tinggal di rumah serta adanya pergeseran pemenuhan kebutuhan.
Pihaknya menyadari pemerintah tidak mungkin dapat bekerja sendiri menangani permasalahan pandemi. Selain GPM, banyak Gerakan Masyarakat Peduli Sesama (GPMS) yang turut aktif membantu pemerintah mengatasi masalah sosial ekonomi di Indonesia, seperti Muhammadiyah, Rumah Zakat, Gerakan Kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) maupun BenihBaik.
Sementara itu, Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo menyampaikan apresiasinya atas GMPS yang ada saat ini. Peranan maupun dukungan semua lembaga itu akan sangat membantu pemerintah. "Karena itu sekarang saatnya semua pihak untuk bersatu," ujarnya
"Dilema yang terjadi saat ini adalah penderita covid-19 makin meningkat, namun, tenaga medis yang ada banyak berguguran karena terpapar covid-19. Belum lagi, dilema dana APBN pemerintah yang telah digelontorkan, sampai kapan dapat menopang keadaan," tambah founder benihbaik.com, Andy F Noya dalam kesempatan yang sama.
Indonesia, kata Andy, memiliki modal utama untuk memutus penyebaran covid-19 yang membuat kita semua bersemangat, karena kita memilik social capital yang tinggi dibanding dengan negara-negara lainnya, serta diakui sebagai bangsa paling dermawan. Hal tersebut tercermin dari posisi Indonesia pada peringkat negara paling dermawan pada 2018, yang dikeluarkan dari British Charity, Charities Aid Foundation.
“Di tengah situasi seperti ini, dengan adanya kebangkitan dari semangat gotong royong, mudah-mudahan hal ini merupakan momentum yang bukan saja momentum untuk bergotong royong untuk saling membantu mengatasi pandemi
covid. Tapi, ini adalah salah satu momentum untuk merekatkan kembali, masyarakat Indonesia yang sempat terpecah-pecah, dansekarang dipersatukan kembali sebagai bangsa,” tutur Andy.
Senada, CEO Rumah Zakat Nur Efendi, meyakini Indonesia bisa survive. “Kuncinya ada di kolaborasi dan gotong royong,” katanya. Rumah Zakat sendiri fokus pada 4 program, baik program jangka pendek maupun jangka panjang untuk memutus penyebaran covid-19. Yang pertama adalah sosialisasi dan edukasi; bantuan kesehatan; jaminan sosial; dan program ekonomi serta ketahanan pangan.
Ketua MCC Muhammadiyah, Drs. M. Agus Syamsudin, MM juga menjelaskan bagaimana peran Muhammadiyah memutus penyebaran covid-19 dengan membentuk MCC di tingkat wilayah dan cabang yang bertugas mengkoordasi semua persyarikatan sehingga satu komando dalam penanganan covid. Salah satu langkah kuratif yang telah dilakukan oleh MCC adalah mensuplai APD ke rumah sakit yang menjadi unit usaha Muhammadiyah. Selain itu, ada divisi pencegahan, yang terus mengkampayekan edukasi dan sosialisasi mengenai protokol kesehatan melalui media TV, Radio, seminar, dan lain-lain.
Founder Gerakan Kemanusiaan Sonjo (Sambatan Jogja), Rimawan Pradiptyo, Ph.D mengaku terus menggelorakan semangat kemanusiaan yang berfokus pada tiga bidang utama yaitu, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved